MENGEMBANGKAN
PERSPEKTIF PROFESIONAL
(Developing a Professional Perspective)
Oleh:
Margi Asih, S.Pd.
ABSTRAK
Manajemen tidak dapat berjalan
dengan baik, jika pelaku manajemen tidak professional. Professional adalah melakukan
sesuatu dengan terampil, handal dan sangat bertanggungjawab dalam menjalankan
profesinya. Dalam mencapai keberhasilan membutuhkan pengetahuan khusus,
keterampilan, nilai-nilai, dan pemahaman sesuai dengan bidang yang ditekuni.
Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah banyaknya kegiatan/event
olahraga yang dijalankan dengan orang yang bukan ahli di bidangnya.
Sikap professional sangat dibutuhkan
baik dalam penyelenggaraan event, tournament, kegiatan, penyelenggaraan
pendidikan, maupun lainnya. Tidak semua orang memiliki sikap profesional. Sikap
professional dapat dibangun atau dikembangkan, sehingga setiap orang memiliki
sikap professional sesuai dengan bidangnya.
Tiga elemen
yang diperlukan untuk sukses dalam manajemen olahraga adalah professional preparation, professional attitude, dan
career planning & management. Seseorang dapat menemukan professional
dalam manajemen olahraga pada program persiapan di sarjana, master, dan tingkat
doktoral. Kurikulum sarjana khas terdiri dari program umum pendidikan, kursus
utama,
pengalaman lapangan, dan pendidikan lanjutan. Pengalaman lapangan memberikan kesempatan untuk
menerapkan apa yang
dipelajari di kelas dalam pengaturan olahraga. Sikap atau etika profesional
tercermin dalam penampilan pribadi, penyesuaian
ke tempat kerja (misalnya, persiapan akademik, keterampilan menulis,
ketergantungan, etika, kebiasaan kerja), dan etika bisnis Anda (misalnya,
telepon , e-mail, surat,
dan ucapan terima kasih). Perekrut mengevaluasi sikap
profesional selama wawancara, dan pengusaha mengevaluasi mereka dalam penilaian
kinerja.Perencanaan dan manajemen karir terdiri dari kesadaran diri dan
eksplorasi (misalnya, nilai-nilai, minat, keterampilan), kesadaran kerja dan
eksplorasi (mengumpulkan informasi dari berbagai sumber), karir pengambilan
keputusan, dan pelaksanaan karir. Pusat perguruan tinggi karir dapat memberikan
bimbingan berharga dan arah, termasuk mengarahkan Anda ke banyak sumber daya
dan membantu dalam membuat portofolio elektronik (surat lamaran
elektronik).
Kata kunci: manajemen, professional preparation, professional attitude, dan
career planning & management.
career planning & management.
PENDAHULUAN
Sejarah
perkembangan manajemen olahraga pada umumnya memang tidak jauh berbeda dengan
perkembangan manusia di dunia. Manusia purba yang dulu tinggal di gua-gua telah
mengenal manajemen meskipun dalam bentuk yang sederhana, misalnya suami
tugasnya berburu dan istri tugasnya mengelolah hasil buruan. Mengatur
tugas-tugas dalam rangka merealisasikan hidupnya guna merealisasikan tujuan
hidupnya merupakan bentuk manajemen yang dilakukan secara sederhana. Kemudian,
manajemen berkembang sesuai dentan perkembangan keahliaan serta pengetahuannya
serta keterampilannya yang diperolehnya seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Salah
satu contoh mengenai pentingnya manajemen olahraga sudah dimulai sejak
olimpiade kuno. Terselenggarannya olimpiade kuno dari pembukaan sampai
penutupan hingga menghasilkan juara-juara dunia tidak lepas dari manajemen
olahraga. Demikian juga dengan olimpiade modern yang di restore oleh Baron
Peirre de Coubertin, yang menghasilkan Olimpiade Modern pertama di Athena.
Penyelenggaraan tersebut telah menerapkan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, koordinasi serta pengawasan yang baik, sehingga
Olimpiade berjalan dengan baik dan lancar.
Manajemen
tidak dapat berjalan dengan baik, jika pelaku manajemen tidak professional.
Professional adalah melakukan sesuatu dengan terampil, handal dan sangat
bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya. Dalam mencapai keberhasilan
membutuhkan pengetahuan khusus, keterampilan, nilai-nilai, dan pemahaman sesuai
dengan bidang yang ditekuni. Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah
banyaknya kegiatan/event olahraga yang dijalankan dengan orang yang bukan ahli
di bidangnya. Dalam dunia pendidikan, misalkan pada pembelajaran penjasorkes di
sekolah dasar, guru mata pelajaran lain justru yang memberikan pengajaran
penjasorkes. Hal ini lah yang dapat menyebabkan manajemen tidak berjalan dengan
baik.
Sikap
professional sangat dibutuhkan baik dalam penyelenggaraan event, tournament,
kegiatan, penyelenggaraan pendidikan, maupun lainnya. Tidak semua orang
memiliki sikap profesional. Sikap professional dapat dibangun atau dikembangkan,
sehingga setiap orang memiliki sikap professional sesuai dengan bidangnya.
Dalam
makalah ini, akan dibahas tiga komponen dari perspektif professional menurut
Jenet B. Parks, Jerome Quarteman, dan Lucie Thibault. Tujuan dari penulisan
makalah ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai mengembangkan perspektif
professional.
PEMBAHASAN
Menurut Jenet B.
Parks, Jerome Quarteman, dan Lucie Thibault
(2007: 28) dalam mengembangkan perspektif professional, ada tiga
komponen yang penting yaitu professional
preparation, professional attitude, dan career planning & management.
1. Professional
preparation
Dalam
tahap persiapan professional menekankan mengenai pendidikan. Pendidikan yang
dimaksud adalah pendidikan sesuai dengan keahlian, baik sarjana, master, maupun
doktor. Pada persiapan professional terbagi lagi menjadi empat bagian yaitu:
a.
Pendidikan
umum
Pendidikan
umum yang dimaksudkan adalah pendidikan di universitas. Komponen pendidikan
umum merupakan hal yang penting, karena pada pendidikan di Universitas,
pemahaman dan kemampuan atau skill di dapatkan. Kemampuan dan skill yang
dimiliki meliputi skill menulis, berbicara, kemampuan mengorganisir suatu
kegiatan, dan lain-lain. Dasar yang kuat dalam pendidikan umum yaitu
berinteraksinya dengan masyarakat, baik dalam bidang kajian budaya, olahraga,
dan lain-lain. Tujuannya untuk mamahami keragaman budaya, memahami dan
mengapresiasi, yang akan berguna dalam memanajemen suatu kegiatan khususnya
kegiatan olahraga.
Dalam
pendidikan keolahragaan, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas tentang olahraga, memiliki keterampilan, berpikir kritis, kemampuan
menganalisis, kreatif dan inovatif. Semua kemampuan ini dapat digunakan
misalnya dalam menjalankan suatu event olahraga. Selain itu, misalnya dalam
industri olahraga. Kemampuan tersebut akan sangat dibutuhkan dalam kemajuan
karir atau peningkatan karir.
Dapat
disimpulkan bahwa komponen pendidikan umum dari kurikulum sangat penting,
karena lulusan universitas harus menunjukkan pemahaman dan kemampuan luar dalam
dari program utama sekolanya.
b.
Program
utama dalam manajemen olahraga
Program utama dalam manajemen olahraga memiliki
standar tersendiri yang telah diatur oleh NASPE (the National Association for
Sport and Physical Education) dan NASSM (the North American Society for Sport
Management). Standar programnya meliputi:
1) Dimensi
sosial budaya dalam olahraga
2) Manajemen
dan kepemimpinan dalam olahraga
3) Etika
dalam manajemen olahraga
4) Pemasaran
dalam olahraga
5) Komunikasi
dalam olahraga
6) Anggaran
dan keuangan dalam olahraga
7) Aspek
hukum olahraga
8) Ekonomi
dalam olahraga
9) Pengalaman
lapangan dalam manajemen olahraga
10) Organisasi
dalam olahraga
Standar yang telah ditentukan oleh NASPE dan NASSM
tidak harus dilakukan semua, disesuaikan dengan kurikulum masing-masing negara/daerah/wilayah.
Standar yang dibuat oleh NASPE dan NASSM focus untuk mempersiapkan dalam
berkarir di industri olahraga. NASPE dan NASSM tidak melatih namun lebih kepada
mendidik mahasiswa agar bisa menempati salah satu atau lebih posisi dalam
menajeman olahraga.
Dalam mengikuti program utama dalam manajemen
olahraga, mahasiswa dituntut untuk banyak membaca, baik jurnal maupun majalah,
dan referensi lainnya sesuai dengan bidangnya. Hal ini bertujuan untuk menambah
wawasan dan pengatahun mengenai bidang yang ditekuni.
c.
Pengalaman
lapangan
Pengalaman
lapangan sering disebut juga magang. Pengalaman lapangan
merupakan kesempatan untuk belajar tentang tanggung jawab manajerial dan ruang lingkup bisnis olahraga
saat bekerja dalam pengaturan olahraga. Pengalaman lapangan juga memebrikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan apa yang telah
mereka pelajari di kelas dengan
situasi kehidupan nyata, sehingga
menghubungkan teori dengan praktek.
Pengalaman kerja yang diperoleh saat masih
di perguruan tinggi merupakan faktor penting
dalam keberhasilan karir, terutama pada tahun pertama setelah lulus.
Keuntungan dari pengalaman kerja sebelum
lulus yaitu dapat membangun jaringan, meningkatkan
self-organisasi, membangun rasa yang lebih besar dari tanggung jawab, memperluas keterampilan kerja, belajar lebih banyak
tentang kekuatan pribadi dan
nilai-nilai, dan mendapatkan kepercayaan
diri. mahasiswa juga dapat menggunakan pengalaman ini untuk memperkuat
kemampuan komunikasi lisan dan tertulis, belajar fungsi
bisnis sehari-hari, dan mencari tahu
mengenai rasa bekerja penuh waktu setiap hari dalam
lingkungan bisnis.
Mahasiswa tidak hanya mengikuti magang
di dalam negeri, namun dapat juga di luar negeri. Ada beberapa tahapan ketika
ingin mengikuti magang di luar negeri yaitu:
1) Mencari
tempat untuk magang, mempersiapkan surat pengantar, melatih kemampuan berbicara
dan menulis resume.
2) Identifikasi
tempat (perusahaan) yang akan dituju.
3) Melakukan
tinjauan pada produk, pasar, langganan utama, dan jasa. Membaca secara detail
mengenai peraturan magang dan tugas utama. Mengirimkan lamaran kepada
perusahaan yang dituju, dengan catatan surat magang harus lengkap dan jelas.
4) Ketika
wawancara sebaiknya menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaannya, tidak
berlebihan atau terlalu merendah.
5) Jika
lulus tahap wawancara, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk melakukan tugas
dengan penuh tanggung jawab.
Pengalaman lapangan memberikan pengetahuan dan
wawasan baru kepada mahasiswa. Pengalaman lapangan memberikan pandangan atas
ruang lingkup industri olahraga dan berbagai kesempatan kerja dalam olahraga.
d.
Pendidikan
lanjutan
Pendidikan
lanjutan dalam mengembangkan perspektif professional yaitu melanjutkan
pendidikan pada tingkat selanjutnya yaitu mengambil magister dengan konsentrasi
manajemen olahraga. Tujuan dari pendidikan lanjutan lebih memfokuskan kajian
secara mendalam mengenai manajemen olahraga, sehingga lebih mengarah pada tahap
professional yang sesungguhnya.
2. Professional
attitude
Merencanakan masa depan Anda dalam
manajemen olahraga termasuk
salah satu elemen yang paling penting dari sikap professional. Berpikiran positif, pandangan tegas pada
kehidupan adalah faktor yang paling penting dalam perbedaan antara orang-orang yang memiliki sukses. Kode etik
professional pada setiap negara hampir sama, beberapa perbedaan hanya terletak
pada ketentuan wilayah (negara) atau disesuaikan dengan budaya negara/wilayah.
Sikap atau etika professional sudah dibuat, seperti yang disampaikan oleh The Institute of Sport Management’s
Code of Ethics & Professional yaitu bekerja dengan
standar tertinggi profesionalisme, untuk mencapai tingkat kinerja tertinggi dan
umumnya untuk memenuhi kebutuhan kepentingan umum. Tujuan-tujuan ini memerlukan
empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi: (a) Kredibilitas, (b)
Profesionalisme, (c) Kualitas Layanan, dan (d) Keyakinan. Pengguna jasa Manajer
Sport profesional harus dapat merasa yakin bahwa ada kerangka etika profesional
yang mengatur penyediaan layanan tersebut.
Dalam professional
attitude, ada beberapa hal yang penting mengenai etika professional yaitu;
a.
Gambaran professional
Ketika
pertama kali bertemu, orang lain mengandalkan
penampilan fisik untuk membuat penilaian.
Penampilan bukan merupakan hal utama, namun merupakan hal yang mendukung dalam
menunjang image. Ketika seseorang berpenampilan tidak rapi, bisa jadi penilaian
orang lain akan mengarah pada hal yang negatif. Ada beberapa yang dapat
menunjang penampilan yaitu dengan berdandan, menggunakan accessories, dan
menjaga postur tubuh (ketika berdiri, duduk, dan jalan)
b.
Bekerja transisi dan penyesuaian
Ketika memasukkan sebuah organisasi baru, mendekati tantangan posisi
baru, mempelajari budaya
organisasi, mengembangkan hubungan kerja yang positif dengan bos dan rekan kerja, berpartisipasi
dalam pertemuan departemen dan
tim, mengkomunikasikan ide-ide kepada
orang lain, dan membangun reputasi. Beberapa tips tentang menyesuikan diri dengan
pekerjaan
yaitu memahami budaya organisasi, menunjukkan etos kerja, mengembangkan keterampilan komunikasi tertulis, menggunakan komunikasi elektronik, menulis ucapan terima kasih, kemampuan kerjasama tim, mengelola konflik, merangkul
keanekaragaman, mengevaluasi, dan terus
pengembangan
sikap
profesional.
c.
Pelajari pekerjaan yang ditekuni
Ketika
memulai pekerjaan
baru, pastikan
untuk memahami tugas yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan, apa yang diharapkan untuk dilakukan, dan bagaimana
untuk melanjutkan atau merealisasikan. Mendengarkan dengan cermat arahan dan meminta penjelasan dari setiap instruksi yang
tidak dipahami sepenuhnya sebelum memulai tugas. Mengatur pertemuan berkala dengan atasan untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi kemajuan pada tugas untuk memastikan bahwa pekerjaan yang
dilakukan akurat, menyeluruh, dan
berkualitas tinggi.
d.
Pahami budaya organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya yang unik.
Oleh karena itu, harus belajar mengenai
apa yang diharapkan di tempat kerja. Harapan
ini kadang-kadang dinyatakan
dalam manual kebijakan organisasi, tetapi lebih sering struktur informal dan cara
yang tidak tertulis untuk mendapatkan
sesuatu telah berevolusi dari waktu ke waktu. Dapat
juga mempelajari
prosedur resmi
dengan mengamati perilaku orang lain dan mendengarkan cerita-cerita tentang organisasi
di pertemuan informal, selama percakapan makan siang, dan pada perayaan.
Banyak
organisasi menawarkan program mentoring formal maupun informal untuk membantu
profesional baru dalam belajar dan beradaptasi dengan budaya organisasi.
e.
Menunjukkan etos kerja
Menunjukkan komitmen untuk organisasi,
pengawas, dan antusias menyelesaikan semua tugas pekerjaan tepat waktu, menjaga kata-kata
dalam berbicara, menawarkan bantuan, dan mendukung orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Sikap tersebut
terhadap pekerjaan disebut
sebagai etos kerja.
Etos kerja adalah seperangkat nilai-nilai bekerja dalam hidup.
Berusaha untuk
menjadi dikenal
sebagai orang yang bersiap sebelum pertemuan, memberikan
kontribusi ide, mendengarkan
orang lain, mendukung rekan, berorientasi tim,
dan mengikuti melalui komitmen kerja.
f.
Mengembangkan keterampilan
berkomunikasi dan menulis
Kemampuan
untuk mengungkapkan
pikiran dan ide-ide dalam menulis adalah salah satu kompetensi yang paling penting dari seorang manajer olahraga yang baik. Di antara banyak jenis tulisan
yang akan menghasilkan korespondensi
bisnis (misalnya, memo, pesan e-mail, dan
tanggapan terhadap keluhan), laporan,
dan manual teknis. Belajar untuk mengatur pikiran
secara logis dan menggunakan tata
bahasa dan tanda baca dengan
benar. Investasi waktu dan energi
dalam belajar menulis dengan baik
akan membayar dividen yang besar ketika Anda memasuki dunia professional.
Pada
penggunaan e-mail, sebaiknya menghindari penggunaan kata-kata yang kurang
sopan, kata-kata candaan atau humor. Penggunaan kata terima kasih, maaf, dan
minta tolong harus dilakukan untuk menjaga kesolidan dalam tim.
g.
Memperbaiki kemampuan kerjasama
Tim kerja adalah sekelompok orang yang bekerja dalam hubungan dengan satu sama lain untuk menyelesaikan
tugas atau memecahkan masalah.
Anggota tim mengidentifikasi diri mereka
sebagai bagian dari tim, saling bergantung, menggunakan satu sama lain sebagai sumber daya untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, mendukung satu sama lain, dan melihat keberhasilan tim sebagai keberhasilan
pribadi. Untuk menjadi anggota
tim yang efektif, perlu mengembangkan keterampilan bersama,
berkomitmen terhadap tugas, komunikasi,
kolaborasi, konfrontasi, membangun konsensus, dan merawat dan menunjukkan rasa hormat terhadap anggota tim lainnya.
Dalam menjalin kerjasama dalam tim
konflik tidak pernah terelakkan bahkan sering terjadi. Konflik adalah energi antara
kelompok orang atau individu; itu bukan tentang menang atau kalah. Konflik adalah kesempatan untuk mengakui dan menghargai perbedaan-perbedaan.
Beberapa
langkah untuk menyelesaikan konflik di tempat kerja
yaitu:
1) Menyatakan kebutuhan khusus, keprihatinan, dan ketakutan.
2) Mengutip contoh perilaku
(tidak menyerang individu
pribadi). Mengungkapkan perasaan.
3) Mengundang orang lain untuk
menanggapi/merespons.
4) Mengulangi apa yang didengar untuk memeriksa pemahaman (mendengarkan secara aktif).
5) Menghilangkan kata ya, tapi
dari kosakata yang
digunakan.
6) Mencari kesamaan di
setiap kebutuhan.
7) Menentukan langkah selanjutnya
Dengan mengekspresikan ide-ide, mendengarkan ide-ide
rekan, dan kemudian
mencari elemen dari masing-masing
ide-ide
yang dapat
dikolaborasikan untuk menghasilkan solusi
untuk suatu permasalahn. Idenya yang
dimaksud untuk
mencari yang
terbaik dari semua kemungkinan solusi, bukan menjautuhkan
gagasan orang
lain. Dalam teamwork perlunya dibangun sikap
saling menghargai
dan merayakan
keragaman baik ras, agama, orientasi seksual, kemampuan, usia, jenis
kelamin, dan sebagainya.
Organisasi
biasanya menggabungkan
penetapan tujuan dan identifikasi
kebutuhan pengembangan profesional
ke dalam proses penilaian kinerja.
Sebagai seorang profesional pemula, harus menjalani
proses
evaluasi, mengakui
bahwa tujuan kritik konstruktif
adalah untuk meningkatkan kinerja.
Mendiskusikan hasil
evaluasi untuk
membangunan dan membuat strategi dalam meningkatkan kinerja pekerjaan. Menetapkan
tujuan dan mengukur pencapaian
tujuan tersebut secara berulang untuk membantu perkembangan
sikap profesional
yang sesuai sehingga penilaian kinerja
akan mencerminkan kinerja terbaik yang
mampu memberikan
kontribusi untuk perusahaan.
h.
Melanjutkan
pengembangan sikap professional
Konsep karir yang sukses terus berubah di pasar global, fleksibilitas kepribadian dan kemampuan untuk beradaptasi
menjadi lebih penting. Mendasari asumsi bahwa profesional
dapat menjadi fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap perubahan adalah konsep
belajar sepanjang hayat. Interaksi dengan rekan-rekan yang merangsang dan
memungkinkan untuk berkembang secara profesional dan memberikan kontribusi untuk bidang
yang ditekuni.
i.
Aturan
sopan santun berbisnis
Pentingnya
aturan sopan santun berbisnis tidak dapat dilebih-lebihkan, semua sesuai deng
porsi pekerjaan. Berikut sopan santun yang sering terdapat dalam berbisnis
yaitu:
1) Dalam
menjawab telepon secara
profesional dengan menggunakan bahasa yang baik dan
benar, memperkenalkan diri dan organisasi atau departemen atau perusahaan,
berbicara dengan akurasi yang tepat, intonasi yang baik, mengakhiri percakapan dengan kesepakatan tentang apa yang terjadi selanjutnya, dan menindaklanjuti secara
tepat. Ketika meninggalkan nomor
telepon pada sistem pesan suara seseorang, berbicara jelas dan
pada kecepatan yang wajar. Ingat untuk meninggalkan nama, nomor telepon, dan pesan
singkat sehingga pemanggil
akan siap ketika dia
melakukan panggilan ulang.
2) Menjawab
voice mail atau e-mail dengan jelas tanpa menggunakan kosa kata yang terkesan negatif.
3) Menggunakan
bahasa yang baik dan benar.
4) Ketika
mengikuti rapat, sebaiknya datang 10 menit sebelum dimulai, silent hp, dan
tidak membuat kegaduhan selama rapat berlangsung.
5) Mengikuti
aturan makan dengan baik.
6) Memperkenalkan
diri dan mengucapkan salam.
Dengan
demikian sikap profesional tercermin dalam kebiasaan kerja dan perilaku kerja, dan atuaran sopan santun angat penting
untuk kesuksesan masa depan. Melihat sisi positif dari setiap situasi. Orang
optimis melihat masalah sebagai kesempatan untuk melatih kreativitas, dan mengatasi
situasi yang sulit. Kemampuan untuk
tetap tenang dan terdiri dalam situasi stres adalah tanda kematangan
profesional. Antusiasme dan citra diri yang positif adalah bagian penting dari
sikap profesional.
3. Career
planning & management
Pada abad ke-21, setiap
orang harus memiliki perencanaan karir dan manajemen secara mandiri. ketika seorang lulusan perguruan tinggi berharap untuk
menemukan pekerjaan setelah lulus dan menghabiskan seluruh kariernya untuk bekerja
dalam satu organisasi
dan ada beberapa yang akan membuat
beberapa pilihan karir dan pekerjaan sepanjang umur.
Proses pengambilan keputusan karir melibatkan empat
tahap: kesadaran diri dan eksplorasi, eksplorasi kerja, pengambilan keputusan,
dan pelaksanaan karir. Tujuan perencanaan karir untuk mendapatkan wawasan baru tentang diri
sendiri serta pengetahuan
tentang berbagai pilihan karir yang tersedia. Berikut langkah-langkah yang dapat membantu dalam perencanaan karir yaitu:
1) Kesadaran diri dan eksplorasi,
diperlukan untuk mengidentifikasi
dan memahami nilai-nilai pribadi dan pekerjaan, minat, kemampuan, bakat,
kepribadian, dan gaya hidup masa depan yang diinginkan.
2) Kesadaran kerja dan eksplorasi, diperlukan untuk mengambil dalam bidang karir dan meneliti pekerjaan tertentu, lingkungan
kerja, dan pengusaha yang mungkin cocok dengan profil karir sebagai
identifikasi melalui penilaian diri.
3) Pengambilan keputusan karir, adalah proses sadar menganalisis dan menimbang semua
informasi yang telah dikumpulkan tentang diri sendiri, berbagai pekerjaan, dan jalur karir. Pada tahap ini
harus membuat keputusan karir
tentatif, merumuskan tujuan pendidikan dan kejuruan, dan mengembangkan rencana
untuk mencapainya. Semakin belajar tentang diri sendiri dan dunia manajemen
olahraga yang lebih baik dan lebih realistis, maka pilihan pendidikan dan karier akan
semakin lebih baik.
4) Pelaksanaan karir melibatkan mengasah keterampilan kerja,
belajar untuk mempersiapkan
resume yang efektif dan surat lamaran, mengidentifikasi sumber-sumber
pekerjaan, menampilkan diri secara profesional dalam wawancara, mengevaluasi
dan menerima tawaran pekerjaan, dan menyesuaikan diri dengan posisi baru.
Perencanaan karir bukanlah peristiwa
tunggal, sekali dalam seumur
hidup. Seseorang akan terus-menerus mengembangkan minat
baru, pengetahuan, dan mengasah
keterampilan, kegiatan rekreasi, pengalaman relawan, musim
panas dan paruh waktu pekerjaan,
dan magang. Sepanjang perjalanan
karir, seseorang
dapat
termotivasi untuk mengevaluasi kembali pilihannya
ketika adanya perubahan tugas atau kondisi pekerjaan yang menyebabkan
kurang puas terhadap
pekerjaannya. Setiap kali menghadapi
perubahan berubahan
karir pekerjaan, mak harus mengulang dari tahap perencanaan karir.
Pusat
pendidikan
karir menawarkan layanan dan program
untuk membantu dalam mengembangkan
tujuan karir, menemukan program akademik dan pengalaman yang tepat untuk
mencapai tujuan tersebut, dan mendapatkan pekerjaan
setelah lulus. Konselor karir dapat sangat membantu dalam memberikan bimbingan
dan arahan dalam menilai kepentingan kejuruan, mengidentifikasi keterampilan,
menulis resume dan surat pengantar, mempersiapkan untuk wawancara,
mengembangkan portofolio profesional, dan melakukan pencarian kerja.
Dalam perencanaan karir
dan manajemen, ada empat hal yang akan dibahas yaitu mengenai nilai, minat,
kemampuan atau keterampilan dan informasi kerja. Berikut ulasan mengenai ke
empat hal tersebut:
a.
Nilai
Nilai adalah
kualitas, sikap, keyakinan, sifat, dan konsep-konsep yang memiliki makna khusus
atau arti bagi seseorang.
Nilai-nilai merupakan
dasar
atau fundamental untuk perencanaan
karir dan menunjukkan apa yang dianggap paling penting dalam hidup.
Dalam mengembangkan
karir ada tujuh kriteria
yang dapat
membantu untuk menentukan
nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan dalam diri (1) berharga dan dihargai, (2) menegaskan publik, (3)
memilih secara bebas, (4) dipilih dari alternatif, (5) dipilih setelah
pertimbangan konsekuensi, (6) bertindak, dan (7) bertindak berulang kali dan
secara konsisten untuk membentuk pola yang pasti.
b.
Minat
Minat adalah aktivitas
dimana seseorang
antusias terlibat dan
merasa senang
tehadap yang dilakukan. Minat merupakan bagian integral dari kepribadian
dan pengalaman
pribadi akan
membentuk minat
seseorang.
Ketika pekerjaan
yang dilakukan sesuai dengan minat, maka akan
terjadi kepuasan
kerja yang
lebih besar. Jika seseorang
memiliki kesulitan untuk mengidentifikasi minatnya,
maka dapat meminta bantuan pada konselor karir. Konselor karir dapat membantu dalam
mengukur minat sesuai dengan
pekerjaan yang diminati.
c.
kemampuan
atau keterampilan
Keterampilan atau kemampuan adalah perkembangan bakat, kemampuan, atau kualitas pribadi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas kompeten. Tiga tipe dasar keterampilan
yaitu
kerja
yaitu, keterampilan
fungsional, dan keterampilan adaptif. Keterampilan konten
adalah pengetahuan atau
kemampuan khusus yang diperlukan untuk
memenuhi tanggung jawab pekerjaan
tertentu. Keterampilan fungsional adalah kemampuan umum
yang mentransfer banyak pekerjaan atau situasi. Keterampilan adaptif adalah
atribut pribadi atau ciri-ciri
kepribadian.
Patterson dan Allen (1996) mengidentifikasi beberapa
keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam karir abad ke-21:
(a) Penggunaan komputer di semua jenis teknologi; (b) fleksibilitas dan adaptasi
untuk menangani perubahan peran dan gaya manajemen; (c)
kemampuan menghargai keberagaman
terkait berbagai usia,
budaya, dan gaya belajar; (d) memiliki keterampilan berbahasa; (e) keterampilan negosiasi; (f) semangat belajar terus menerus; (g) perencanaan karir; (h) kesadaran / orientasi-pengetahuan global dari
negara dan wilayah serta budaya masyarakat; (i) keterampilan
berbicara dan menulis; (j)
selalu siap; (k) kenyamanan; (I) kerangka etika yang kuat; (m) mengetahui
keberadaan di mana perusahaan
tempat bekerja, di mana ada peluang, dan melihat ke progressive atau kemajuan.
Sebuah survei dari 254 pengusaha
mengungkapkan top 20 keterampilan dan kualitas yang dicari pada karyawan baru perguruan tinggi (NACE, 2005)
meliputi:
Kemampuan berkomunikasi, kejujuran /
integritas, kemampuan interpersonal
(berhubungan baik dengan orang lain),
etika kerja yang kuat, keterampilan
kerjasama tim (bekerja dengan
baik dengan orang lain), analitis
keterampilan, motivasi / inisiatif, fleksibilitas/kemampuan
beradaptasi, keterampilan komputer, keterampilan detail-oriented, kepemimpinan, keterampilan organisasi, kepercayaan diri, kepribadian ramah, tactfulness, santun
/ sopan, IPK
(3.0 atau yang lebih baik), kreativitas, keterampilan kewirausahaan
/ berani mengambil resiko, dan
memiliki
rasa humor.
d.
informasi
kerja
Banyak posisi yang tersedia dalam
pengaturan manajemen olahraga yang
ada. Setiap orang jbisa menciptakan peluang sendiri dengan menjadi seorang
pengusaha. Membuat keputusan karir yang solid mengharuskan
untuk mengumpulkan informasi yang luas tentang pekerjaan
yang ingin dipertimbangkan.
Dengan menggunakan pendekatan yang sistematis,
dapat membandingkan pekerjaan dan membuat keputusan yang
kompatibel dengan nilai-nilai, minat, keterampilan, kepribadian, dan gaya hidup
masa depan yang diinginkan. Cara lain untuk mengumpulkan data melalui sistem
informasi karir komputerisasi. Sebagian besar pusat karir menyediakan sistem
interaktif, bimbingan karir berbasis web dan perencanaan pendidikan.
KESIMPULAN
Tiga
elemen yang diperlukan untuk sukses dalam manajemen olahraga adalah professional
preparation, professional attitude, dan career planning & management.
Seseorang dapat menemukan professional
dalam manajemen olahraga pada program persiapan di sarjana, master, dan tingkat
doktoral. Kurikulum sarjana khas terdiri dari program
pendidikan umum, kursus utama, pengalaman lapangan, dan pendidikan
lanjutan. Pengalaman
lapangan memberikan kesempatan untuk menerapkan apa yang
dipelajari di kelas dalam pengaturan
olahraga. Master dan program doktor akan lebih spesifik untuk tujuan karir.
Sikap
atau etika profesional
tercermin dalam penampilan pribadi (misalnya, kebersihan, postur, kepercayaan diri),
penyesuaian di
tempat kerja (misalnya, persiapan akademik, keterampilan menulis,
ketergantungan, etika, kebiasaan kerja), dan etika berbisnis (misalnya, telepon , e-mail, surat,
dan ucapan terima kasih). Perekrut
mengevaluasi sikap profesional selama wawancara, dan pengusaha mengevaluasi
mereka dalam penilaian kinerja.
Perencanaan
dan manajemen karir terdiri dari kesadaran diri dan eksplorasi (misalnya,
nilai-nilai, minat, keterampilan), kesadaran kerja dan eksplorasi (mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber), pengambilan keputusan
berkarir, dan pelaksanaan
karir. Pusat perguruan tinggi karir dapat memberikan bimbingan berharga dan
arah, termasuk mengarahkan Anda ke banyak sumber daya dan membantu dalam membuat portofolio elektronik
(surat lamaran elektronik).
DAFTAR
PUSTAKA
Parks, Janet B.,
Quarteman, Jerome., & Lucie Thibault. (2007). Contemporary sport
management; third edition. United States; Human Kinetics.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar