Rabu, 04 November 2015

MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PROFESIONAL (Developing a Professional Perspective)

MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PROFESIONAL
(Developing a Professional Perspective)

Oleh:
Margi Asih, S.Pd.



ABSTRAK
     Manajemen tidak dapat berjalan dengan baik, jika pelaku manajemen tidak professional. Professional adalah melakukan sesuatu dengan terampil, handal dan sangat bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya. Dalam mencapai keberhasilan membutuhkan pengetahuan khusus, keterampilan, nilai-nilai, dan pemahaman sesuai dengan bidang yang ditekuni. Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah banyaknya kegiatan/event olahraga yang dijalankan dengan orang yang bukan ahli di bidangnya.
         Sikap professional sangat dibutuhkan baik dalam penyelenggaraan event, tournament, kegiatan, penyelenggaraan pendidikan, maupun lainnya. Tidak semua orang memiliki sikap profesional. Sikap professional dapat dibangun atau dikembangkan, sehingga setiap orang memiliki sikap professional sesuai dengan bidangnya.
     Tiga elemen yang diperlukan untuk sukses dalam manajemen olahraga adalah professional preparation, professional attitude, dan career planning & management. Seseorang dapat menemukan professional dalam manajemen olahraga pada program persiapan di sarjana, master, dan tingkat doktoral. Kurikulum sarjana khas terdiri dari program umum pendidikan, kursus utama, pengalaman lapangan, dan pendidikan lanjutan. Pengalaman lapangan memberikan kesempatan untuk menerapkan apa yang dipelajari di kelas dalam pengaturan olahraga. Sikap atau etika profesional tercermin dalam penampilan pribadi, penyesuaian ke tempat kerja (misalnya, persiapan akademik, keterampilan menulis, ketergantungan, etika, kebiasaan kerja), dan etika bisnis Anda (misalnya, telepon , e-mail, surat, dan ucapan terima kasih). Perekrut mengevaluasi sikap profesional selama wawancara, dan pengusaha mengevaluasi mereka dalam penilaian kinerja.Perencanaan dan manajemen karir terdiri dari kesadaran diri dan eksplorasi (misalnya, nilai-nilai, minat, keterampilan), kesadaran kerja dan eksplorasi (mengumpulkan informasi dari berbagai sumber), karir pengambilan keputusan, dan pelaksanaan karir. Pusat perguruan tinggi karir dapat memberikan bimbingan berharga dan arah, termasuk mengarahkan Anda ke banyak sumber daya dan membantu dalam membuat portofolio elektronik (surat lamaran elektronik).


Kata kunci: manajemen, professional preparation, professional attitude, dan
                     career planning & management.



PENDAHULUAN
         Sejarah perkembangan manajemen olahraga pada umumnya memang tidak jauh berbeda dengan perkembangan manusia di dunia. Manusia purba yang dulu tinggal di gua-gua telah mengenal manajemen meskipun dalam bentuk yang sederhana, misalnya suami tugasnya berburu dan istri tugasnya mengelolah hasil buruan. Mengatur tugas-tugas dalam rangka merealisasikan hidupnya guna merealisasikan tujuan hidupnya merupakan bentuk manajemen yang dilakukan secara sederhana. Kemudian, manajemen berkembang sesuai dentan perkembangan keahliaan serta pengetahuannya serta keterampilannya yang diperolehnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
           Salah satu contoh mengenai pentingnya manajemen olahraga sudah dimulai sejak olimpiade kuno. Terselenggarannya olimpiade kuno dari pembukaan sampai penutupan hingga menghasilkan juara-juara dunia tidak lepas dari manajemen olahraga. Demikian juga dengan olimpiade modern yang di restore oleh Baron Peirre de Coubertin, yang menghasilkan Olimpiade Modern pertama di Athena. Penyelenggaraan tersebut telah menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, koordinasi serta pengawasan yang baik, sehingga Olimpiade berjalan dengan baik dan lancar.
         Manajemen tidak dapat berjalan dengan baik, jika pelaku manajemen tidak professional. Professional adalah melakukan sesuatu dengan terampil, handal dan sangat bertanggungjawab dalam menjalankan profesinya. Dalam mencapai keberhasilan membutuhkan pengetahuan khusus, keterampilan, nilai-nilai, dan pemahaman sesuai dengan bidang yang ditekuni. Permasalahan yang sering terjadi saat ini adalah banyaknya kegiatan/event olahraga yang dijalankan dengan orang yang bukan ahli di bidangnya. Dalam dunia pendidikan, misalkan pada pembelajaran penjasorkes di sekolah dasar, guru mata pelajaran lain justru yang memberikan pengajaran penjasorkes. Hal ini lah yang dapat menyebabkan manajemen tidak berjalan dengan baik.
         Sikap professional sangat dibutuhkan baik dalam penyelenggaraan event, tournament, kegiatan, penyelenggaraan pendidikan, maupun lainnya. Tidak semua orang memiliki sikap profesional. Sikap professional dapat dibangun atau dikembangkan, sehingga setiap orang memiliki sikap professional sesuai dengan bidangnya.
           Dalam makalah ini, akan dibahas tiga komponen dari perspektif professional menurut Jenet B. Parks, Jerome Quarteman, dan Lucie Thibault. Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai mengembangkan perspektif professional.

PEMBAHASAN
      Menurut Jenet B. Parks, Jerome Quarteman, dan Lucie Thibault  (2007: 28) dalam mengembangkan perspektif professional, ada tiga komponen yang penting yaitu professional preparation, professional attitude, dan career planning & management.
1.      Professional preparation
Dalam tahap persiapan professional menekankan mengenai pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan sesuai dengan keahlian, baik sarjana, master, maupun doktor. Pada persiapan professional terbagi lagi menjadi empat bagian yaitu:
a.      Pendidikan umum
Pendidikan umum yang dimaksudkan adalah pendidikan di universitas. Komponen pendidikan umum merupakan hal yang penting, karena pada pendidikan di Universitas, pemahaman dan kemampuan atau skill di dapatkan. Kemampuan dan skill yang dimiliki meliputi skill menulis, berbicara, kemampuan mengorganisir suatu kegiatan, dan lain-lain. Dasar yang kuat dalam pendidikan umum yaitu berinteraksinya dengan masyarakat, baik dalam bidang kajian budaya, olahraga, dan lain-lain. Tujuannya untuk mamahami keragaman budaya, memahami dan mengapresiasi, yang akan berguna dalam memanajemen suatu kegiatan khususnya kegiatan olahraga.
Dalam pendidikan keolahragaan, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang olahraga, memiliki keterampilan, berpikir kritis, kemampuan menganalisis, kreatif dan inovatif. Semua kemampuan ini dapat digunakan misalnya dalam menjalankan suatu event olahraga. Selain itu, misalnya dalam industri olahraga. Kemampuan tersebut akan sangat dibutuhkan dalam kemajuan karir atau peningkatan karir.
Dapat disimpulkan bahwa komponen pendidikan umum dari kurikulum sangat penting, karena lulusan universitas harus menunjukkan pemahaman dan kemampuan luar dalam dari program utama sekolanya.
b.      Program utama dalam manajemen olahraga
Program utama dalam manajemen olahraga memiliki standar tersendiri yang telah diatur oleh NASPE (the National Association for Sport and Physical Education) dan NASSM (the North American Society for Sport Management). Standar programnya meliputi:
1)      Dimensi sosial budaya dalam olahraga
2)      Manajemen dan kepemimpinan dalam olahraga
3)      Etika dalam manajemen olahraga
4)      Pemasaran dalam olahraga
5)      Komunikasi dalam olahraga
6)      Anggaran dan keuangan dalam olahraga
7)      Aspek hukum olahraga
8)      Ekonomi dalam olahraga
9)      Pengalaman lapangan dalam manajemen olahraga
10)  Organisasi dalam olahraga
Standar yang telah ditentukan oleh NASPE dan NASSM tidak harus dilakukan semua, disesuaikan dengan kurikulum masing-masing negara/daerah/wilayah. Standar yang dibuat oleh NASPE dan NASSM focus untuk mempersiapkan dalam berkarir di industri olahraga. NASPE dan NASSM tidak melatih namun lebih kepada mendidik mahasiswa agar bisa menempati salah satu atau lebih posisi dalam menajeman olahraga.
Dalam mengikuti program utama dalam manajemen olahraga, mahasiswa dituntut untuk banyak membaca, baik jurnal maupun majalah, dan referensi lainnya sesuai dengan bidangnya. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengatahun mengenai bidang yang ditekuni.
c.       Pengalaman lapangan
Pengalaman lapangan sering disebut juga magang. Pengalaman lapangan merupakan kesempatan untuk belajar tentang tanggung jawab manajerial dan ruang lingkup bisnis olahraga saat bekerja dalam pengaturan olahraga. Pengalaman lapangan juga memebrikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari di kelas dengan situasi kehidupan nyata, sehingga menghubungkan teori dengan praktek. Pengalaman kerja yang diperoleh saat masih di perguruan tinggi merupakan faktor penting dalam keberhasilan karir, terutama pada tahun pertama setelah lulus.
Keuntungan dari pengalaman kerja sebelum lulus yaitu dapat  membangun jaringan, meningkatkan self-organisasi, membangun rasa yang lebih besar dari tanggung jawab, memperluas keterampilan kerja, belajar lebih banyak tentang kekuatan pribadi dan nilai-nilai, dan mendapatkan kepercayaan diri. mahasiswa juga dapat menggunakan pengalaman ini untuk memperkuat kemampuan komunikasi lisan dan tertulis, belajar fungsi bisnis sehari-hari, dan mencari tahu mengenai rasa bekerja penuh waktu setiap hari dalam lingkungan bisnis.
Mahasiswa tidak hanya mengikuti magang di dalam negeri, namun dapat juga di luar negeri. Ada beberapa tahapan ketika ingin mengikuti magang di luar negeri yaitu:
1) Mencari tempat untuk magang, mempersiapkan surat pengantar, melatih kemampuan berbicara dan menulis resume.
2)      Identifikasi tempat (perusahaan) yang akan dituju.
3)   Melakukan tinjauan pada produk, pasar, langganan utama, dan jasa. Membaca secara detail mengenai peraturan magang dan tugas utama. Mengirimkan lamaran kepada perusahaan yang dituju, dengan catatan surat magang harus lengkap dan jelas.
4)     Ketika wawancara sebaiknya menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaannya, tidak berlebihan atau terlalu merendah.
5)  Jika lulus tahap wawancara, mahasiswa harus mempersiapkan diri untuk melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Pengalaman lapangan memberikan pengetahuan dan wawasan baru kepada mahasiswa. Pengalaman lapangan memberikan pandangan atas ruang lingkup industri olahraga dan berbagai kesempatan kerja dalam olahraga.
d.      Pendidikan lanjutan
Pendidikan lanjutan dalam mengembangkan perspektif professional yaitu melanjutkan pendidikan pada tingkat selanjutnya yaitu mengambil magister dengan konsentrasi manajemen olahraga. Tujuan dari pendidikan lanjutan lebih memfokuskan kajian secara mendalam mengenai manajemen olahraga, sehingga lebih mengarah pada tahap professional yang sesungguhnya.

2.      Professional attitude
Merencanakan masa depan Anda dalam manajemen olahraga termasuk salah satu elemen yang paling penting dari sikap professional. Berpikiran positif, pandangan tegas pada kehidupan adalah faktor yang paling penting dalam perbedaan antara orang-orang yang memiliki sukses. Kode etik professional pada setiap negara hampir sama, beberapa perbedaan hanya terletak pada ketentuan wilayah (negara) atau disesuaikan dengan budaya negara/wilayah. Sikap atau etika professional sudah dibuat, seperti yang disampaikan oleh The Institute of Sport Management’s Code of Ethics & Professional yaitu bekerja dengan standar tertinggi profesionalisme, untuk mencapai tingkat kinerja tertinggi dan umumnya untuk memenuhi kebutuhan kepentingan umum. Tujuan-tujuan ini memerlukan empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi: (a) Kredibilitas, (b) Profesionalisme, (c) Kualitas Layanan, dan (d) Keyakinan. Pengguna jasa Manajer Sport profesional harus dapat merasa yakin bahwa ada kerangka etika profesional yang mengatur penyediaan layanan tersebut.
Dalam professional attitude, ada beberapa hal yang penting mengenai etika professional yaitu;
a.      Gambaran professional
Ketika pertama kali bertemu, orang lain mengandalkan penampilan fisik untuk membuat penilaian. Penampilan bukan merupakan hal utama, namun merupakan hal yang mendukung dalam menunjang image. Ketika seseorang berpenampilan tidak rapi, bisa jadi penilaian orang lain akan mengarah pada hal yang negatif. Ada beberapa yang dapat menunjang penampilan yaitu dengan berdandan, menggunakan accessories, dan menjaga postur tubuh (ketika berdiri, duduk, dan jalan)
b.      Bekerja transisi dan penyesuaian
Ketika memasukkan sebuah organisasi baru, mendekati tantangan posisi baru, mempelajari budaya organisasi, mengembangkan hubungan kerja yang positif dengan bos dan rekan kerja, berpartisipasi dalam pertemuan departemen dan tim, mengkomunikasikan ide-ide kepada orang lain, dan membangun reputasi. Beberapa tips tentang menyesuikan diri dengan pekerjaan yaitu memahami budaya organisasi, menunjukkan etos kerja, mengembangkan keterampilan komunikasi tertulis, menggunakan komunikasi elektronik, menulis ucapan terima kasih, kemampuan kerjasama tim, mengelola konflik, merangkul keanekaragaman, mengevaluasi, dan terus pengembangan sikap profesional.
c.       Pelajari pekerjaan yang ditekuni
Ketika memulai pekerjaan baru, pastikan untuk memahami tugas yang tercantum dalam deskripsi pekerjaan, apa yang diharapkan untuk dilakukan, dan bagaimana untuk melanjutkan atau merealisasikan. Mendengarkan dengan cermat arahan dan meminta penjelasan dari setiap instruksi yang tidak dipahami sepenuhnya sebelum memulai tugas. Mengatur pertemuan berkala dengan atasan untuk mengkonfirmasi dan mengklarifikasi kemajuan pada tugas untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilakukan akurat, menyeluruh, dan berkualitas tinggi.
d.      Pahami budaya organisasi
Setiap organisasi memiliki budaya yang unik. Oleh karena itu, harus belajar mengenai apa yang diharapkan di tempat kerja. Harapan ini kadang-kadang dinyatakan dalam manual kebijakan organisasi, tetapi lebih sering struktur informal dan cara yang tidak tertulis untuk mendapatkan sesuatu telah berevolusi dari waktu ke waktu. Dapat juga mempelajari prosedur resmi dengan mengamati perilaku orang lain dan mendengarkan cerita-cerita tentang organisasi di pertemuan informal, selama percakapan makan siang, dan pada perayaan. Banyak organisasi menawarkan program mentoring formal maupun informal untuk membantu profesional baru dalam belajar dan beradaptasi dengan budaya organisasi.
e.       Menunjukkan etos kerja
Menunjukkan komitmen untuk organisasi, pengawas, dan antusias menyelesaikan semua tugas pekerjaan tepat waktu, menjaga kata-kata dalam berbicara, menawarkan bantuan, dan mendukung orang lain dalam mencapai tujuan organisasi. Sikap tersebut terhadap pekerjaan disebut sebagai etos kerja. Etos kerja adalah seperangkat nilai-nilai bekerja dalam hidup. Berusaha untuk menjadi dikenal sebagai orang yang bersiap sebelum pertemuan, memberikan kontribusi ide, mendengarkan orang lain, mendukung rekan, berorientasi tim, dan mengikuti melalui komitmen kerja.
f.       Mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan menulis
Kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan ide-ide dalam menulis adalah salah satu kompetensi yang paling penting dari seorang manajer olahraga yang baik. Di antara banyak jenis tulisan yang akan menghasilkan korespondensi bisnis (misalnya, memo, pesan e-mail, dan tanggapan terhadap keluhan), laporan, dan manual teknis. Belajar untuk mengatur pikiran secara logis dan menggunakan tata bahasa dan tanda baca dengan benar. Investasi waktu dan energi dalam belajar menulis dengan baik akan membayar dividen yang besar ketika Anda memasuki dunia professional.
Pada penggunaan e-mail, sebaiknya menghindari penggunaan kata-kata yang kurang sopan, kata-kata candaan atau humor. Penggunaan kata terima kasih, maaf, dan minta tolong harus dilakukan untuk menjaga kesolidan dalam tim.
g.      Memperbaiki kemampuan kerjasama
Tim kerja adalah sekelompok orang yang bekerja dalam hubungan dengan satu sama lain untuk menyelesaikan tugas atau memecahkan masalah. Anggota tim mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari tim, saling bergantung, menggunakan satu sama lain sebagai sumber daya untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, mendukung satu sama lain, dan melihat keberhasilan tim sebagai keberhasilan pribadi. Untuk menjadi anggota tim yang efektif, perlu mengembangkan keterampilan bersama, berkomitmen terhadap tugas, komunikasi, kolaborasi, konfrontasi, membangun konsensus, dan merawat dan menunjukkan rasa hormat terhadap anggota tim lainnya.
Dalam menjalin kerjasama dalam tim konflik tidak pernah terelakkan bahkan sering terjadi. Konflik adalah energi antara kelompok orang atau individu; itu bukan tentang menang atau kalah. Konflik adalah kesempatan untuk mengakui dan menghargai perbedaan-perbedaan. Beberapa langkah untuk menyelesaikan konflik di tempat kerja yaitu:
1)      Menyatakan kebutuhan khusus, keprihatinan, dan ketakutan.
2)      Mengutip contoh perilaku (tidak menyerang individu pribadi). Mengungkapkan perasaan.
3)      Mengundang orang lain untuk menanggapi/merespons.
4)      Mengulangi apa yang didengar untuk memeriksa pemahaman (mendengarkan secara aktif).
5)      Menghilangkan kata ya, tapi dari kosakata yang digunakan.
6)      Mencari kesamaan di setiap kebutuhan.
7)      Menentukan langkah selanjutnya
Dengan mengekspresikan ide-ide, mendengarkan ide-ide rekan, dan kemudian mencari elemen dari masing-masing ide-ide yang dapat dikolaborasikan untuk menghasilkan solusi untuk suatu permasalahn. Idenya yang dimaksud untuk mencari yang terbaik dari semua kemungkinan solusi, bukan menjautuhkan gagasan orang lain. Dalam teamwork perlunya dibangun sikap saling menghargai dan merayakan keragaman baik ras, agama, orientasi seksual, kemampuan, usia, jenis kelamin, dan sebagainya.
Organisasi biasanya menggabungkan penetapan tujuan dan identifikasi kebutuhan pengembangan profesional ke dalam proses penilaian kinerja. Sebagai seorang profesional pemula, harus menjalani proses evaluasi, mengakui bahwa tujuan kritik konstruktif adalah untuk meningkatkan kinerja. Mendiskusikan hasil evaluasi untuk membangunan dan membuat strategi dalam meningkatkan kinerja pekerjaan. Menetapkan tujuan dan mengukur pencapaian tujuan tersebut secara berulang untuk membantu perkembangan sikap profesional yang sesuai sehingga penilaian kinerja akan mencerminkan kinerja terbaik yang mampu memberikan kontribusi untuk perusahaan.
h.      Melanjutkan pengembangan sikap professional
Konsep karir yang sukses terus berubah di pasar global, fleksibilitas kepribadian dan kemampuan untuk beradaptasi menjadi lebih penting. Mendasari asumsi bahwa profesional dapat menjadi fleksibel dan dapat beradaptasi terhadap perubahan adalah konsep belajar sepanjang hayat. Interaksi dengan rekan-rekan yang merangsang dan memungkinkan untuk berkembang secara profesional dan memberikan kontribusi untuk bidang yang ditekuni.
i.        Aturan sopan santun berbisnis
Pentingnya aturan sopan santun berbisnis tidak dapat dilebih-lebihkan, semua sesuai deng porsi pekerjaan. Berikut sopan santun yang sering terdapat dalam berbisnis yaitu:
1)      Dalam menjawab telepon secara profesional dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, memperkenalkan diri dan organisasi atau departemen atau perusahaan, berbicara dengan akurasi yang tepat, intonasi yang baik, mengakhiri percakapan dengan kesepakatan tentang apa yang terjadi selanjutnya, dan menindaklanjuti secara tepat. Ketika meninggalkan nomor telepon pada sistem pesan suara seseorang, berbicara jelas dan pada kecepatan yang wajar. Ingat untuk meninggalkan nama, nomor telepon, dan pesan singkat sehingga pemanggil akan siap ketika dia melakukan panggilan ulang.
2)      Menjawab voice mail atau e-mail dengan jelas tanpa menggunakan kosa kata yang terkesan negatif.
3)      Menggunakan bahasa yang baik dan benar.
4)      Ketika mengikuti rapat, sebaiknya datang 10 menit sebelum dimulai, silent hp, dan tidak membuat kegaduhan selama rapat berlangsung.
5)      Mengikuti aturan makan dengan baik.
6)      Memperkenalkan diri dan mengucapkan salam.
Dengan demikian sikap profesional tercermin dalam kebiasaan kerja dan perilaku kerja, dan atuaran sopan santun angat penting untuk kesuksesan masa depan. Melihat sisi positif dari setiap situasi. Orang optimis melihat masalah sebagai kesempatan untuk melatih kreativitas, dan mengatasi situasi yang sulit. Kemampuan untuk tetap tenang dan terdiri dalam situasi stres adalah tanda kematangan profesional. Antusiasme dan citra diri yang positif adalah bagian penting dari sikap profesional.

3.      Career planning & management
Pada abad ke-21, setiap orang harus memiliki perencanaan karir dan manajemen secara mandiri. ketika seorang lulusan perguruan tinggi berharap untuk menemukan pekerjaan setelah lulus dan menghabiskan seluruh kariernya untuk bekerja dalam satu organisasi dan ada beberapa yang akan membuat beberapa pilihan karir dan pekerjaan sepanjang umur. Proses pengambilan keputusan karir melibatkan empat tahap: kesadaran diri dan eksplorasi, eksplorasi kerja, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan karir. Tujuan perencanaan karir untuk mendapatkan wawasan baru tentang diri sendiri serta pengetahuan tentang berbagai pilihan karir yang tersedia. Berikut langkah-langkah yang dapat membantu dalam perencanaan karir yaitu:
1)      Kesadaran diri dan eksplorasi, diperlukan untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai pribadi dan pekerjaan, minat, kemampuan, bakat, kepribadian, dan gaya hidup masa depan yang diinginkan.
2)      Kesadaran kerja dan eksplorasi, diperlukan untuk mengambil dalam bidang karir dan meneliti pekerjaan tertentu, lingkungan kerja, dan pengusaha yang mungkin cocok dengan profil karir sebagai identifikasi melalui penilaian diri.
3)      Pengambilan keputusan karir, adalah proses sadar menganalisis dan menimbang semua informasi yang telah dikumpulkan tentang diri sendiri, berbagai pekerjaan, dan jalur karir. Pada tahap ini harus membuat keputusan karir tentatif, merumuskan tujuan pendidikan dan kejuruan, dan mengembangkan rencana untuk mencapainya. Semakin belajar tentang diri sendiri dan dunia manajemen olahraga yang lebih baik dan lebih realistis, maka pilihan pendidikan dan karier akan semakin lebih baik.
4)      Pelaksanaan karir melibatkan mengasah keterampilan kerja, belajar untuk mempersiapkan resume yang efektif dan surat lamaran, mengidentifikasi sumber-sumber pekerjaan, menampilkan diri secara profesional dalam wawancara, mengevaluasi dan menerima tawaran pekerjaan, dan menyesuaikan diri dengan posisi baru.
Perencanaan karir bukanlah peristiwa tunggal, sekali dalam seumur hidup. Seseorang akan terus-menerus mengembangkan minat baru, pengetahuan, dan mengasah keterampilan, kegiatan rekreasi, pengalaman relawan, musim panas dan paruh waktu pekerjaan, dan magang. Sepanjang perjalanan karir, seseorang dapat termotivasi untuk mengevaluasi kembali pilihannya ketika adanya perubahan tugas atau kondisi pekerjaan yang menyebabkan kurang puas terhadap pekerjaannya. Setiap kali menghadapi perubahan berubahan karir pekerjaan, mak harus mengulang dari tahap perencanaan karir.
Pusat pendidikan karir menawarkan layanan dan program untuk membantu dalam mengembangkan tujuan karir, menemukan program akademik dan pengalaman yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut, dan mendapatkan pekerjaan setelah lulus. Konselor karir dapat sangat membantu dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam menilai kepentingan kejuruan, mengidentifikasi keterampilan, menulis resume dan surat pengantar, mempersiapkan untuk wawancara, mengembangkan portofolio profesional, dan melakukan pencarian kerja.
Dalam perencanaan karir dan manajemen, ada empat hal yang akan dibahas yaitu mengenai nilai, minat, kemampuan atau keterampilan dan informasi kerja. Berikut ulasan mengenai ke empat hal tersebut:
a.      Nilai
Nilai adalah kualitas, sikap, keyakinan, sifat, dan konsep-konsep yang memiliki makna khusus atau arti bagi seseorangNilai-nilai merupakan dasar atau fundamental untuk perencanaan karir dan menunjukkan apa yang dianggap paling penting dalam hidup. Dalam mengembangkan karir ada tujuh kriteria yang dapat membantu untuk menentukan nilai-nilai. Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan dalam diri (1) berharga dan dihargai, (2) menegaskan publik, (3) memilih secara bebas, (4) dipilih dari alternatif, (5) dipilih setelah pertimbangan konsekuensi, (6) bertindak, dan (7) bertindak berulang kali dan secara konsisten untuk membentuk pola yang pasti.
b.      Minat
Minat adalah aktivitas dimana seseorang antusias terlibat dan merasa senang tehadap yang dilakukan. Minat merupakan bagian integral dari kepribadian dan pengalaman pribadi akan membentuk minat seseorang. Ketika pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan minat, maka akan terjadi kepuasan kerja yang lebih besar. Jika seseorang memiliki kesulitan untuk mengidentifikasi minatnya, maka dapat meminta bantuan pada konselor karir. Konselor karir dapat membantu dalam mengukur minat sesuai dengan pekerjaan yang diminati.
c.       kemampuan atau keterampilan
Keterampilan atau kemampuan adalah perkembangan bakat, kemampuan, atau kualitas pribadi yang dibutuhkan untuk melakukan tugas kompeten. Tiga tipe dasar keterampilan yaitu kerja yaitu, keterampilan fungsional, dan keterampilan adaptif. Keterampilan konten adalah pengetahuan atau kemampuan khusus yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan tertentu. Keterampilan fungsional adalah kemampuan umum yang mentransfer banyak pekerjaan atau situasi. Keterampilan adaptif adalah atribut pribadi atau ciri-ciri kepribadian.
Patterson dan Allen (1996) mengidentifikasi beberapa keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam karir abad ke-21: (a) Penggunaan komputer di semua jenis teknologi; (b) fleksibilitas dan adaptasi untuk menangani perubahan peran dan gaya manajemen; (c) kemampuan menghargai keberagaman terkait berbagai usia, budaya, dan gaya belajar; (d) memiliki keterampilan berbahasa; (e) keterampilan negosiasi; (f) semangat belajar terus menerus; (g) perencanaan karir; (h) kesadaran / orientasi-pengetahuan global dari negara dan wilayah serta budaya masyarakat; (i) keterampilan berbicara dan menulis; (j) selalu siap; (k) kenyamanan; (I) kerangka etika yang kuat; (m) mengetahui keberadaan di mana perusahaan tempat bekerja, di mana ada peluang, dan melihat ke progressive atau kemajuan.
Sebuah survei dari 254 pengusaha mengungkapkan top 20 keterampilan dan kualitas yang dicari pada karyawan baru perguruan tinggi (NACE, 2005) meliputi: Kemampuan berkomunikasi, kejujuran / integritas, kemampuan interpersonal (berhubungan baik dengan orang lain), etika kerja yang kuat, keterampilan kerjasama tim (bekerja dengan baik dengan orang lain), analitis keterampilan, motivasi / inisiatif, fleksibilitas/kemampuan beradaptasi, keterampilan komputer, keterampilan detail-oriented, kepemimpinan, keterampilan organisasi, kepercayaan diri, kepribadian ramah, tactfulness, santun / sopan, IPK (3.0 atau yang lebih baik), kreativitas, keterampilan kewirausahaan / berani mengambil resiko, dan memiliki rasa humor.
d.      informasi kerja
Banyak posisi yang tersedia dalam pengaturan manajemen olahraga yang ada. Setiap orang jbisa menciptakan peluang sendiri dengan menjadi seorang pengusaha. Membuat keputusan karir yang solid mengharuskan untuk mengumpulkan informasi yang luas tentang pekerjaan yang ingin dipertimbangkan. Dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, dapat membandingkan pekerjaan dan membuat keputusan yang kompatibel dengan nilai-nilai, minat, keterampilan, kepribadian, dan gaya hidup masa depan yang diinginkan. Cara lain untuk mengumpulkan data melalui sistem informasi karir komputerisasi. Sebagian besar pusat karir menyediakan sistem interaktif, bimbingan karir berbasis web dan perencanaan pendidikan.

KESIMPULAN
Tiga elemen yang diperlukan untuk sukses dalam manajemen olahraga adalah professional preparation, professional attitude, dan career planning & management. Seseorang dapat menemukan professional dalam manajemen olahraga pada program persiapan di sarjana, master, dan tingkat doktoral. Kurikulum sarjana khas terdiri dari program pendidikan umum, kursus utama, pengalaman lapangan, dan pendidikan lanjutan. Pengalaman lapangan memberikan kesempatan untuk menerapkan apa yang dipelajari di kelas dalam pengaturan olahraga. Master dan program doktor akan lebih spesifik untuk tujuan karir.
Sikap atau etika profesional tercermin dalam penampilan pribadi (misalnya, kebersihan, postur, kepercayaan diri), penyesuaian di tempat kerja (misalnya, persiapan akademik, keterampilan menulis, ketergantungan, etika, kebiasaan kerja), dan etika berbisnis (misalnya, telepon , e-mail, surat, dan ucapan terima kasih). Perekrut mengevaluasi sikap profesional selama wawancara, dan pengusaha mengevaluasi mereka dalam penilaian kinerja.
Perencanaan dan manajemen karir terdiri dari kesadaran diri dan eksplorasi (misalnya, nilai-nilai, minat, keterampilan), kesadaran kerja dan eksplorasi (mengumpulkan informasi dari berbagai sumber), pengambilan keputusan berkarir, dan pelaksanaan karir. Pusat perguruan tinggi karir dapat memberikan bimbingan berharga dan arah, termasuk mengarahkan Anda ke banyak sumber daya dan membantu dalam membuat portofolio elektronik (surat lamaran elektronik).


DAFTAR PUSTAKA

Parks, Janet B., Quarteman, Jerome., & Lucie Thibault. (2007). Contemporary sport management; third edition. United States; Human Kinetics.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar