Rabu, 04 November 2015

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN PASSING ATAS BOLA VOLI DI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TAMAN

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN PASSING ATAS BOLA VOLI DI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TAMAN
(Video pembelajaran di dapat pada laman youtube)
Oleh:
Margi Asih, S.Pd.

Abstrak
Pada kurikulum sekolah menengah pertama terdapat beberapa mata pelajaran yang akan diberikan, salah satunya adalah Pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi. Pendidikan jasmani pada dasarnya adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai, serta kebiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru memiliki peranan penting dalam mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, dan strategi, internalisasi nilai-nilai, dan proses pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran agar terlaksana dengan baik, guru terlebih dahulu harus memahami kurikulum dan membuat program pembelajaran. Tujuan dari perencanaan atau program pembelajaran adalah untuk perencanaan yang matang dan meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Penilaian merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran.  Karena dari proses pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Penilaian dan evaluasi dilakukan sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). RPP merupakan bagian dari proses pembelajaran, karena melalui melalui perencanaan pembelajaran yang baik guru akan lebih mudah melaksanakan proses pembelajaran dan siswa dapat lebih mudah mengikuti proses pembelajaran. Harapannya proses pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Hasil analisis proses pembelajaran passing atas bola voli di SMP Negeri 1 Taman didapat masing-masing siswa memiliki waktu 120 detik dan memperagakan teknik dasar sebanyak 24 kali untuk memperagakan teknik secara berkelompok, sedangkan selama 480 detik (8 menit) siswa tanpa melakukan apapun. Kemudian, pada proses pembelajaran passing atas untuk memperagakan passing atas secara berpasangan selama 10 menit (terdapat 15 pasang dan terbagi menjadi 3 sesi artinya 3x10 = 30 menit). Masing-masing orang membutuhkan waktu 30 detik – 60 detik untuk melakukan passing atas melewati net, maka masing-masing anak dapat melakukan passing atas sebanyak 5-10 kali. Sedangkan waktu yang tersedia 30 menit dan kesempatan setiap kelompok 10 menit, maka 20 menit siswa tanpa melakukan gerak yang seharusnya siswa dapat melakukan sebanyak 15-30 kali passing atas. Jika dirata-rata untuk kemampuan siswa melakukan passing atas, siswa berada pada kategori sedang dengan persentase gerak masing-masing siswa hanya 20% yang seharusnya siswa mampu melakukan gerak sebanyak 70-80% dari waktu yang tersedia, sedangkan hasil analisis proses pembelajaran passing atas siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Taman didapatkan score keselurahan . Score 2,68 termasuk dalam kategori baik.

Kata kunci: Proses Pembelajaran dan Analisis Penilaian Passing Atas Bola Voli.



PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan formal, dan non formal. Pendidikan formal terdiri dari beberapa jenjang pendidikan yang harus ditempuh mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Pendidikan SMP adalah pendidikan lanjutan setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Pada kurikulum sekolah menengah pertama terdapat beberapa mata pelajaran yang akan diberikan, salah satunya adalah Pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi. Pendidikan jasmani pada dasarnya adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai, serta kebiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Hal ini sependapat dengan Ajay (2011:572) mengemukakan “Physical education plays a vital role in the personality development of our youth. It makes them physically healty, active, and mentally alert, and also reduces their risk for health problems. It enables them to live in a healthy and competitive environment. It develops in them team-work, self-discipline, sportsmanship, leadership, and socialization”.  Pendidikan jasmani sangat penting yakni memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan olahraga yang dilakukan secara sistematis.
Pada proses pembelajaran terdapat pengajar atau guru serta ada siswa. Guru bertugas mengajar dan menciptakan suasana belajar yang menarik dan kondusif, selain itu tujuan paling inti adalah berusaha agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Sementara tugas siswa adalah belajar, memperhatikan pelajaran, dan mau mengikuti segala kegiatan pembelajaran yang diciptakan oleh guru. Guru sebagai jabatan profesi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat kompleks, dengan demikian guru dituntut untuk memiliki kemampuan. Hal ini sependapat dengan Sudjana (1989:18) dalam Rahayu (2013:26) yaitu, kompetensi guru dapat dibagi menjadi bidang yakni: (a) kompetensi bidang kognitif, (b) kompetensi bidang sikap, (c) kompetensi perilaku. Guru yang professional mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum, sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (1989:15) dalam Rahayu (2013:28), ada lima kategori yang termasuk tugas dan tanggung jawab guru yakni: (a) tanggung jawab dalam pembelajaran, (b) tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, (c) tanggung jawab mengembangkan kurikulum, (d) tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, (e) tanggung jawab dalam hubungan dengan masyarakat. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru memiliki peranan penting dalam mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, dan strategi, internalisasi nilai-nilai, dan proses pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran agar terlaksana dengan baik, guru terlebih dahulu harus memahami kurikulum dan membuat program pembelajaran. Tujuan dari perencanaan atau program pembelajaran adalah untuk perencanaan yang matang dan meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Namun, guru sering kali beranggapan bahwa kegiatan mengajar telah dilakukan setiap hari, sehingga tidak perlu membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, situasi, dan kebutuhan siswa saat itu. Proses pembelajaran terkesan apa adanya tanpa memperhatikan situasi, kondisi, serta kebutuhan siswa. Keadaan sekolah mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah, terutama dalam hal sarana dan prasarana.  Sarana dan prasarana yang lengkap akan mendukung dan memudahkan guru dalam mengajar dan siswa akan lebih mudah menerima pembelajaran yang diberikan. Tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, sehingga perlunya guru memberikan pembelajaran suatu materi dengan tidak meninggalkan konsep dasar dari materi olahraga yang diberikan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (2009) dalam Suganda (2013: 157), bahwa kedudukan guru dan fungsi guru cenderung lebih dominan sehingga keterikatan guru dalam strategi itu tampak masih terlalu besar, sedangkan keaktifan peserta didik masih terlalu kecil kadarnya. Gejala ini menggambarkan penggunaan strategi masih terbatas dan implikasi keadaan ini mengakibatkan hasil belajar peserta didik belum mencapai taraf optimal. Peranan guru yang memiliki inisiatif, kreatifitas, inovasi, dan dapat membuat model pembelajaran yang menyenangkan untuk peserta didik akan membuat tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, sehingga guru harus mampu menyajikan rencana pembelajaran dengan model dan metode yang menarik dan sesuai bagi peserta didik. Menurut Jumesam (2010) dalam Suganda (2013:158), menyatakan dalam menganalisis proses belajar mengajar pada intinya tertumpu pada suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberi kemungkinan peserta didik agar terjadi proses belajar yang efektif atau dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Persoalan ini membawa implikasi sebagai berikut: (a) guru harus mempunyai pengetahuan tentang mengajar dan dasar-dasar teori belajar, (b) guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran, (c) guru harus mampu melakukan proses belajar mengajar yang efektif, (d) guru harus mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan balik bagi seluruh proses yang ditempuh.
            Penilaian merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran.  Karena dari proses pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Nana Sudjana (1995: 3) bahwa penilaian mempunyai ciri-ciri adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria atau apa harusnya. Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjuk arah yang lebih luas, konsep-konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut :
1)      Penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan pendidikan yang ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang ditimbulkan dan efek sampingnya.
2)      Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan, baik proses maupun keluaran.
3)      Penilaian tidak hanya untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapaianya. (Enny Sudaryanti, 2007).

Pada proses pembelajaran passing atas bola voli di SMP Negeri 1 Taman, tidak semua siswa aktif dalam proses pembelajaran dikarenakan ketersediaan bola dengan jumlah siswa tidak seimbang. Akibatnya, sebagian besar siswa tidak dapat melakukan teknik passing atas bola voli dengan benar. Penilaian proses pembelajaran secara keseluruhan tidak dapat dilaksanakan secara obyektif antara satu siswa dengan siswa lainya. Penilaian hasil belajar sangatlah penting karena untuk melihat antara proses pelaksanaan dengan tujuan pembelajaran telah tercapai. Dengan demikian akan timbul pertanyaan, Bagaimana proses pembelajaran passing atas bola voli di SMP Negeri 1 Taman di tinjau dari metode pengajaran dan tujuan pembelajaran? Inilah yang akan dibahas, sehingga tujuan yang diharapkan adalah  untuk memberikan gambaran dan pandangan bagi pembaca dalam memberikan suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi.

PEMBAHASAN
Proses Pembelajaran Penjasorkes
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dengan suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik (Rahyubi, 2012:6). Pembelajaran tidak hanya dialami oleh peserta didik melainkan semua manusia sepanjang hayat, serta berlaku di mana pun dan kapan pun. Proses pembelajaran akan membuat manusia menjadi insan yang lebih baik, berkarakter, memiliki keahlian, dan berguna bagi masyarakat luas. Dalam proses belajar dan pembelajaran perlu adanya rekayasa sistem lingkungan yang mendukung. Penciptaan sistem lingkungan yaitu menyiapkan kondisi lingkungan yang kondusif bagi peserta didik. Kondisi dapat berupa sejumlah tugas-tugas sekolah, menyediakan sarana dan prasarana sekolah.
Komponen proses pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa poin yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal yang penting dalam mendukung jalannya proses pembelajaran. Menurut Rahyubi (2012: 234), terdapat beberapa komponen pembelajaran antara lain: tujuan pembelajaran, kurikulum, guru, siswa, metode, materi, media, dan evaluasi. Selain itu keterlibatan siswa merupakan syarat yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran. 


          

Dalam proses pembelajaran tidak hanya tujuan pembelajaran yang menjadi penting, namun kinerja guru juga sangat penting. Guru memiliki tanggung jawab yang besar, sehingga guru harus memiliki : (1) kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar, (2) penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa, (3) penguasaan metode dan strategi mengajar, (4) pemberian tugas-tugas kepada siswa, (5) kemampuan mengelola kelas, (6) kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi dilakukan sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). RPP merupakan bagian dari proses pembelajaran, karena melalui melalui perencanaan pembelajaran yang baik guru akan lebih mudah melaksanakan proses pembelajaran dan siswa dapat lebih mudah mengikuti proses pembelajaran. Harapannya proses pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


Passing Atas Bola Voli
            Pada RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes SMP Negeri 1 Taman Kab. Sidoarjo, terdapat materi bola besar yaitu sepakbola, bola basket, dan bola voli. Bola voli merupakan sebuah permainan yang dilakukan secara beregu terdiri dari 6 orang. Dalam permainan bola voli terdapat beberapa teknik dasar yaitu passing bawah, passing atas, block, dan smash. Passing atas diberikan pada peserta didik setelah passing bawah. Passing atas digunakan untuk menerima servis, spike, dan umpan dalam permainan bola voli. Teknik dasar passing atas terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap gerakan, dan gerakan akhir. Berikut teknik dasar passing atas dikutip dari Roji (2007:12-13) yaitu:
1)      Tahap persiapan
a.       Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar selebar bahu.
b.      Kedua lutut direndahkan hingga berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan.
c.       Posisi lengan di depan badan dengan kedua telapak tangan dan jari-jari renggangsehingga membentuk seperti mangkuk didepan atas muka (wajah).
2)      Tahap gerakan
a.       Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datang bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat.
b.      Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah atas wajah.
c.       Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan.
3)      Gerakan akhir
a.       Tumit terangkat dari lantai.
b.      Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus.
c.       Pandangan mengikuti arah gerakan bola.

Analisis Proses Pembelajaran Passing Atas           
Dalam melakukan analisis proses pembelajaran passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Taman, tentunya harus dibuat kisi-kisi penilaian. Kisi-kisi penilaian disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Video pembelajaran passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Taman didapat pada laman https://www.youtube.com/watch?v=hRhFdOGYWoc. Berikut adalah hasil analisis beserta kisi-kisi penilaian proses proses pembelajaran passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Taman, yaitu:
Kisi-kisi analisis proses pembelajaran passing atas kelas VII SMP Negeri 1 Taman
No
Kegiatan
Skor Penilaian
1
2
3
Pendahuluan
1
Siswa berbaris


2
Siswa berdoa dan guru melakukan presensi


3
Apersepsi Pembelajaran passing atas


4
Memberikan motivasi


5
Menjelaskan tujuan pembelajaran


6
Lari keliling lapangan


7
Stretching statis dan dinamis


Inti
8
Guru memberikan penjelasan menggunakan media gambar dan memperagakan teknik passing atas


9
Siswa mengamati dan memperhatikan guru


10
Guru memberikan kesempatan siswa untuk peragaan passing atas


11
Siswa membentuk kelompok


12
Siswa secara berkelompok melatih teknik dasar passing atas


13
Siswa secara berpasangan memperagaan teknik dasar passing atas


14
Partisipasi siswa dalam kegiatan olahraga


15
Kemampuan siswa melakukan passing atas (rata-rata)


Penutup
16
Berbaris/berkumpul


17
Guru memberikan evaluasi terhadap hasil proses pembelajaran passing atas


18
Guru memberikan refleksi dan umpan balik kepada siswa


19
Berdoa


Keterangan:
Skor 1 : cukup                      Skor 2 : sedang                           Skor 3 : baik
            Berdasarkan kisi-kisi analisis proses pembelajaran passing atas siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Taman didapatkan score keselurahan. Score 2,68 termasuk dalam kategori baik. Namun, secara individu partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masuk dalam kategori sedang, hal ini terjadi ketika dalam proses pembagian kelompok tidak sama rata jumlahnya, dan jumlah siswa tidak seimbang dengan jumlah bola. Persentase gerak masing-masing siswa hanya 20% yang seharusnya siswa mampu melakukan gerak sebanyak 70-80% dari waktu yang tersedia, akibatnya siswa tidak dapat leluasa dalam memperagakan passing atas. Jika stastistikakan jumlah seluruh siswa yaitu 30 orang, siswa laki-laki 10 orang dan siswa perempuan 20 orang. Siswa laki-laki dibagi 2 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang, sedangkan siswa perempuan dibagi menjadi 3 kelompok dan didapat 6-7orang perkelompok. Waktu proses pembelajaran penjasorkes SMP yaitu 2x40 menit artinya ada 80 menit berlangsung proses pembelajaran penjasorkes. Tahap pendahuluan berlangsung selama 15 menit, tahap inti 50 menit, dan tahap penutup 15 menit. Dalam tahap inti selama 50 menit terbagi menjadi beberapa fase: penjelasan materi dan peragaan passing atas selama 5 menit, siswa membentuk kelompok dan mempelajari teknik dasar passing atas selama 10 menit, siswa memperagakan passing atas secara berpasangan selama 10 menit (terdapat 15 pasang dan terbagi menjadi 3 sesi artinya 3x10 = 30 menit). Jika pada fase siswa membentuk kelompok dan mempelajari teknik dasar passing atas selama 10 menit dan dalam satu kelompok terdapat 5 orang, masing-masing siswa membutuhkan 5 detik untuk bermain bola. Dengan demikian, untuk fase ini didapat masing-masing anak memiliki waktu 120 detik dan memperagakan teknik dasar sebanyak 24 kali, sedangkan masing-masing anak tidak melakukan gerak selama 480 detik (8 menit). Disimpulkan bahwa waktu yang tersedia tidak dapat digunakan secara efisien oleh siswa, sehingga siswa tidak dapat mengeksplor geraknya.
            Pada proses pembelajaran passing atas untuk memperagakan passing atas secara berpasangan selama 10 menit (terdapat 15 pasang dan terbagi menjadi 3 sesi artinya 3x10 = 30 menit). Masing-masing orang membutuhkan waktu 30 detik – 60 detik untuk melakukan passing atas melewati net, maka masing-masing anak dapat melakukan passing atas sebanyak 5-10 kali. Sedangkan waktu yang tersedia 30 menit dan kesempatan setiap kelompok 10 menit, maka 20 menit siswa tanpa melakukan gerak yang seharusnya siswa dapat melakukan sebanyak 15-30 kali passing atas. Jika dirata-rata untuk kemampuan siswa melakukan passing atas, siswa berada pada kategori sedang. Banyak siswa yang tidak bisa melakukan passing atas dengan teknik yang benar. Harapannya adalah baik pihak guru maupun sekolah bersama-sama untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, agar siswa mampu mengeksplor geraknya.































PENUTUP
Kesimpulan
Dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes, seorang guru harus memiliki kemampuan dan harus memahami kurikulum yang ada. Guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pembelajaran merupakan persiapan mengajar guru untuk tiap kali pertemuan. Fungsi dari rencana pembelajaran adalah sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Setiap siswa memiliki perbedaan kemampuan, sehingga perlunya guru melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Dengan demikian diharapkan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Namun, fakta yang terjadi adalah tidak semua siswa memperoleh pembelajaran yang baik dan benar. Hal ini tentunya terjadi salah satunya ketidaksediaanya sarana dan prasarana olahraga yang memadai.
Hasil analisis proses pembelajaran passing atas siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Taman didapatkan score keselurahan . Score 2,68 termasuk dalam kategori baik. Namun, untuk kemampuan rata-rata individu dalam kategori sedang. Hal ini terlihat dari waktu efektif siswa melakukan banyaknya gerakan dalam setiap menitnya dengan persentase gerak masing-masing siswa hanya 20% yang seharusnya siswa mampu melakukan gerak sebanyak 70-80% dari waktu yang tersedia. Masing-masing siswa memiliki waktu 120 detik dan memperagakan teknik dasar sebanyak 24 kali untuk memperagakan teknik secara berkelompok, sedangkan selama 480 detik (8 menit) siswa tanpa melakukan apapun. Kemudian, pada proses pembelajaran passing atas untuk memperagakan passing atas secara berpasangan selama 10 menit (terdapat 15 pasang dan terbagi menjadi 3 sesi artinya 3x10 = 30 menit). Masing-masing siswa membutuhkan waktu 30 detik – 60 detik untuk melakukan passing atas melewati net, maka masing-masing anak dapat melakukan passing atas sebanyak 5-10 kali. Sedangkan waktu yang tersedia 30 menit dan kesempatan setiap kelompok 10 menit, maka 20 menit siswa tanpa melakukan gerak yang seharusnya siswa dapat melakukan sebanyak 15-30 kali passing atas. Jika dirata-rata untuk kemampuan siswa melakukan passing atas, siswa berada pada kategori sedang. Banyak siswa yang tidak bisa melakukan passing atas dengan teknik yang benar. Dengan demikian, perlunya evaluasi dari pihak guru dan sekolah guna menyelaraskan antara tujuan pembelajaran dan kenyataan dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Ajay. (2011). Importance of physical education, games, & Sports Activities. India: International Journal vol 2 (11), 2011, 570-573.

Huda, Syamsul. ---. Model pembelajaran bola voli SMP Negeri 1 Taman. MGMP: Sidoarjo. Diakases tanggal 2 Juni 2015 pada https://www.youtube.com/watch?v=hRhFdOGYWoc.

Rahayu, Ega Trisna. (2013). Strategi pembelajaran pendidikan jasmani: implementasi pada pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Rahyubi, Heri. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motoric diskripsi dan tinjauan kritis. Bandung : Nusa Media.


Suganda, Mikkey Anggara & Suharjana. (2013). Pengembangan model pembelajaran bolavoli pada siswa sekolah dasar kelas atas. Yogyakarta: PPS Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Keolahragaan, volume 1 – Nomor 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar