ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN
PASSING ATAS BOLA VOLI DI PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 TAMAN
(Video pembelajaran di dapat pada laman youtube)
(Video pembelajaran di dapat pada laman youtube)
Oleh:
Margi Asih, S.Pd.
Abstrak
Pada kurikulum sekolah menengah pertama
terdapat beberapa mata pelajaran yang akan diberikan, salah satunya adalah Pendidikan
jasmani, kesehatan, dan rekreasi. Pendidikan jasmani pada dasarnya adalah
bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani
adalah media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan
fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai, serta kebiasaan pola hidup
sehat untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru memiliki peranan penting dalam
mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik, dan strategi,
internalisasi nilai-nilai, dan proses pembiasaan pola hidup sehat. Proses
pembelajaran dan tujuan pembelajaran agar terlaksana dengan baik, guru terlebih
dahulu harus memahami kurikulum dan membuat program pembelajaran. Tujuan dari perencanaan
atau program pembelajaran adalah untuk perencanaan yang matang dan
meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya.
Penilaian merupakan bagian terpenting dari proses
pembelajaran. Karena dari proses pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui
seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah mencapai hasil sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan. Penilaian dan evaluasi dilakukan sesuai dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). RPP merupakan bagian dari proses
pembelajaran, karena melalui melalui perencanaan pembelajaran yang baik guru
akan lebih mudah melaksanakan proses pembelajaran dan siswa dapat lebih mudah
mengikuti proses pembelajaran. Harapannya proses pembelajaran dapat sesuai
dengan tujuan dari pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Hasil analisis proses pembelajaran
passing atas bola voli di SMP Negeri 1 Taman didapat masing-masing siswa
memiliki waktu 120 detik dan memperagakan teknik dasar sebanyak 24 kali untuk
memperagakan teknik secara berkelompok, sedangkan selama 480 detik (8 menit)
siswa tanpa melakukan apapun. Kemudian, pada proses pembelajaran passing atas
untuk memperagakan passing atas secara berpasangan selama 10 menit (terdapat 15
pasang dan terbagi menjadi 3 sesi artinya 3x10 = 30 menit). Masing-masing orang
membutuhkan waktu 30 detik – 60 detik untuk melakukan passing atas melewati
net, maka masing-masing anak dapat melakukan passing atas sebanyak 5-10 kali.
Sedangkan waktu yang tersedia 30 menit dan kesempatan setiap kelompok 10 menit,
maka 20 menit siswa tanpa melakukan gerak yang seharusnya siswa dapat melakukan
sebanyak 15-30 kali passing atas. Jika dirata-rata untuk kemampuan siswa
melakukan passing atas, siswa berada pada kategori sedang dengan persentase
gerak masing-masing siswa hanya 20% yang seharusnya siswa mampu melakukan gerak
sebanyak 70-80% dari waktu yang tersedia, sedangkan hasil analisis proses
pembelajaran passing
atas siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Taman didapatkan score keselurahan . Score 2,68 termasuk dalam kategori
baik.
Kata kunci: Proses
Pembelajaran dan Analisis Penilaian Passing Atas Bola Voli.
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia
terdiri dari pendidikan formal, dan non formal. Pendidikan formal terdiri dari
beberapa jenjang pendidikan yang harus ditempuh mulai dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Pendidikan SMP
adalah pendidikan lanjutan setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar. Pada
kurikulum sekolah menengah pertama terdapat beberapa mata pelajaran yang akan
diberikan, salah satunya adalah Pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi.
Pendidikan jasmani pada dasarnya adalah bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah media untuk mendorong perkembangan
keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan
nilai, serta kebiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan serta
perkembangan yang seimbang. Hal ini sependapat dengan Ajay (2011:572) mengemukakan
“Physical education plays a vital role in
the personality development of our youth. It makes them physically healty,
active, and mentally alert, and also reduces their risk for health problems. It
enables them to live in a healthy and competitive environment. It develops in
them team-work, self-discipline, sportsmanship, leadership, and socialization”.
Pendidikan jasmani sangat penting yakni
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan olahraga yang
dilakukan secara sistematis.
Pada proses
pembelajaran terdapat pengajar atau guru serta ada siswa. Guru bertugas
mengajar dan menciptakan suasana belajar yang menarik dan kondusif, selain itu tujuan
paling inti adalah berusaha agar tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan
baik. Sementara tugas siswa adalah belajar, memperhatikan pelajaran, dan mau
mengikuti segala kegiatan pembelajaran yang diciptakan oleh guru. Guru sebagai
jabatan profesi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sangat kompleks, dengan
demikian guru dituntut untuk memiliki kemampuan. Hal ini sependapat dengan
Sudjana (1989:18) dalam Rahayu (2013:26) yaitu, kompetensi guru dapat dibagi
menjadi bidang yakni: (a) kompetensi bidang kognitif, (b) kompetensi bidang
sikap, (c) kompetensi perilaku. Guru yang professional mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam mengembangkan kurikulum, sebagaimana dikemukakan oleh
Sudjana (1989:15) dalam Rahayu (2013:28), ada lima kategori yang termasuk tugas
dan tanggung jawab guru yakni: (a) tanggung jawab dalam pembelajaran, (b)
tanggung jawab dalam memberikan bimbingan, (c) tanggung jawab mengembangkan
kurikulum, (d) tanggung jawab dalam mengembangkan profesi, (e) tanggung jawab
dalam hubungan dengan masyarakat. Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani,
guru memiliki peranan penting dalam mengajarkan berbagai keterampilan gerak
dasar, teknik, dan strategi, internalisasi nilai-nilai, dan proses pembiasaan
pola hidup sehat. Proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran agar terlaksana
dengan baik, guru terlebih dahulu harus memahami kurikulum dan membuat program
pembelajaran. Tujuan dari perencanaan atau program pembelajaran adalah untuk
perencanaan yang matang dan meminimalisir terjadinya penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Namun, guru sering kali beranggapan bahwa kegiatan mengajar
telah dilakukan setiap hari, sehingga tidak perlu membuat rencana pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi, situasi, dan kebutuhan siswa saat itu. Proses
pembelajaran terkesan apa adanya tanpa memperhatikan situasi, kondisi, serta
kebutuhan siswa. Keadaan sekolah mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah,
terutama dalam hal sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana yang lengkap akan mendukung dan memudahkan guru
dalam mengajar dan siswa akan lebih mudah menerima pembelajaran yang diberikan.
Tidak semua sekolah memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, sehingga
perlunya guru memberikan pembelajaran suatu materi dengan tidak meninggalkan
konsep dasar dari materi olahraga yang diberikan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan
oleh Hamalik (2009) dalam Suganda (2013: 157), bahwa kedudukan guru dan fungsi
guru cenderung lebih dominan sehingga keterikatan guru dalam strategi itu
tampak masih terlalu besar, sedangkan keaktifan peserta didik masih terlalu
kecil kadarnya. Gejala ini menggambarkan penggunaan strategi masih terbatas dan
implikasi keadaan ini mengakibatkan hasil belajar peserta didik belum mencapai
taraf optimal. Peranan guru yang memiliki inisiatif, kreatifitas, inovasi, dan
dapat membuat model pembelajaran yang menyenangkan untuk peserta didik akan
membuat tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik, sehingga guru harus mampu menyajikan rencana pembelajaran dengan model
dan metode yang menarik dan sesuai bagi peserta didik. Menurut Jumesam (2010)
dalam Suganda (2013:158), menyatakan dalam menganalisis proses belajar mengajar
pada intinya tertumpu pada suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberi
kemungkinan peserta didik agar terjadi proses belajar yang efektif atau dapat
mencapai hasil sesuai dengan tujuan. Persoalan ini membawa implikasi sebagai
berikut: (a) guru harus mempunyai pengetahuan tentang mengajar dan dasar-dasar
teori belajar, (b) guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran, (c) guru
harus mampu melakukan proses belajar mengajar yang efektif, (d) guru harus
mampu melakukan penilaian hasil belajar sebagai dasar umpan balik bagi seluruh
proses yang ditempuh.
Penilaian merupakan bagian
terpenting dari proses pembelajaran. Karena dari proses pembelajaran
tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah
mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Nana Sudjana
(1995: 3) bahwa penilaian mempunyai ciri-ciri adanya objek atau program yang
dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan
atau apa adanya dengan kriteria atau apa harusnya. Perkembangan konsep
penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjuk arah yang lebih luas,
konsep-konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut :
1) Penilaian tidak hanya diarahkan
kepada tujuan pendidikan yang ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan
yang ditimbulkan dan efek sampingnya.
2) Penilaian tidak hanya melalui
pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap
komponen-komponen pendidikan, baik proses maupun keluaran.
3) Penilaian tidak hanya untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga
untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana
siswa mencapaianya. (Enny Sudaryanti, 2007).
Pada
proses pembelajaran passing atas bola voli di SMP Negeri 1 Taman, tidak semua
siswa aktif dalam proses pembelajaran dikarenakan ketersediaan bola dengan
jumlah siswa tidak seimbang. Akibatnya, sebagian besar siswa tidak dapat
melakukan teknik passing atas bola voli dengan benar. Penilaian proses
pembelajaran secara keseluruhan tidak dapat dilaksanakan secara obyektif antara
satu siswa dengan siswa lainya. Penilaian hasil belajar sangatlah penting
karena untuk melihat antara proses pelaksanaan dengan tujuan pembelajaran telah
tercapai. Dengan demikian akan timbul pertanyaan, Bagaimana proses pembelajaran
passing atas bola voli di SMP Negeri 1 Taman di tinjau dari metode pengajaran
dan tujuan pembelajaran? Inilah yang akan dibahas, sehingga tujuan yang
diharapkan adalah untuk memberikan
gambaran dan pandangan bagi pembaca dalam memberikan suatu proses pembelajaran
pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi.
PEMBAHASAN
Proses
Pembelajaran Penjasorkes
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dengan
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik (Rahyubi, 2012:6). Pembelajaran tidak hanya dialami oleh peserta didik
melainkan semua manusia sepanjang hayat, serta berlaku di mana pun dan kapan
pun. Proses pembelajaran akan membuat manusia menjadi insan yang lebih baik,
berkarakter, memiliki keahlian, dan berguna bagi masyarakat luas. Dalam proses
belajar dan pembelajaran perlu adanya rekayasa sistem lingkungan yang
mendukung. Penciptaan sistem lingkungan yaitu menyiapkan kondisi lingkungan
yang kondusif bagi peserta didik. Kondisi dapat berupa sejumlah tugas-tugas
sekolah, menyediakan sarana dan prasarana sekolah.
Komponen proses pembelajaran adalah
kumpulan dari beberapa poin yang saling berhubungan satu sama lain yang
merupakan hal yang penting dalam mendukung jalannya proses pembelajaran.
Menurut Rahyubi (2012: 234), terdapat beberapa komponen pembelajaran antara
lain: tujuan pembelajaran, kurikulum, guru, siswa, metode, materi, media, dan
evaluasi. Selain itu keterlibatan siswa merupakan syarat yang
tidak kalah penting dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran tidak
hanya tujuan pembelajaran yang menjadi penting, namun kinerja guru juga sangat
penting. Guru memiliki tanggung jawab yang besar, sehingga guru harus memiliki
: (1) kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar, (2) penguasaan
materi yang akan diajarkan kepada siswa, (3) penguasaan metode dan strategi
mengajar, (4) pemberian tugas-tugas kepada siswa, (5) kemampuan mengelola
kelas, (6) kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi
dilakukan sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). RPP merupakan bagian
dari proses pembelajaran, karena melalui melalui perencanaan pembelajaran yang
baik guru akan lebih mudah melaksanakan proses pembelajaran dan siswa dapat
lebih mudah mengikuti proses pembelajaran. Harapannya proses pembelajaran dapat
sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
Passing Atas
Bola Voli
Pada
RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes SMP Negeri 1 Taman Kab.
Sidoarjo, terdapat materi bola besar yaitu sepakbola, bola basket, dan bola
voli. Bola voli merupakan sebuah permainan yang dilakukan secara beregu terdiri
dari 6 orang. Dalam permainan bola voli terdapat beberapa teknik dasar yaitu
passing bawah, passing atas, block, dan smash. Passing atas diberikan pada
peserta didik setelah passing bawah. Passing atas digunakan untuk menerima
servis, spike, dan umpan dalam permainan bola voli. Teknik dasar passing atas
terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap gerakan, dan gerakan akhir.
Berikut teknik dasar passing atas dikutip dari Roji (2007:12-13) yaitu:
1) Tahap
persiapan
a.
Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar selebar bahu.
b.
Kedua lutut direndahkan hingga berat badan bertumpu
pada ujung kaki bagian depan.
c.
Posisi lengan di depan badan dengan kedua telapak
tangan dan jari-jari renggangsehingga membentuk seperti mangkuk didepan atas
muka (wajah).
2) Tahap
gerakan
a.
Dorongkan kedua lengan menyongsong arah datang bola
bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat.
b.
Usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah
atas wajah.
c.
Perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai
jari-jari tangan.
3) Gerakan
akhir
a.
Tumit terangkat dari lantai.
b.
Pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus.
c.
Pandangan mengikuti arah gerakan bola.
Analisis
Proses Pembelajaran Passing Atas
Dalam melakukan
analisis proses pembelajaran passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Taman, tentunya harus dibuat kisi-kisi penilaian. Kisi-kisi penilaian
disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Video pembelajaran
passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Taman didapat pada
laman https://www.youtube.com/watch?v=hRhFdOGYWoc.
Berikut adalah hasil analisis beserta kisi-kisi penilaian proses proses
pembelajaran passing atas bola voli pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Taman,
yaitu:
Kisi-kisi analisis proses
pembelajaran passing atas kelas VII SMP Negeri 1 Taman
No
|
Kegiatan
|
Skor Penilaian
|
||
1
|
2
|
3
|
||
Pendahuluan
|
||||
1
|
Siswa
berbaris
|
|
|
☺
|
2
|
Siswa
berdoa dan guru melakukan presensi
|
|
|
☺
|
3
|
Apersepsi Pembelajaran
passing atas
|
|
|
☺
|
4
|
Memberikan
motivasi
|
|
|
☺
|
5
|
Menjelaskan
tujuan pembelajaran
|
|
|
☺
|
6
|
Lari
keliling lapangan
|
|
|
☺
|
7
|
Stretching
statis dan dinamis
|
|
|
☺
|
Inti
|
||||
8
|
Guru
memberikan penjelasan menggunakan media gambar dan memperagakan teknik
passing atas
|
|
|
☺
|
9
|
Siswa
mengamati dan memperhatikan guru
|
|
☺
|
|
10
|
Guru
memberikan kesempatan siswa untuk peragaan passing atas
|
|
|
☺
|
11
|
Siswa
membentuk kelompok
|
|
☺
|
|
12
|
Siswa
secara berkelompok melatih teknik dasar passing atas
|
|
|
☺
|
13
|
Siswa
secara berpasangan memperagaan teknik dasar passing atas
|
|
☺
|
|
14
|
Partisipasi
siswa dalam kegiatan olahraga
|
|
☺
|
|
15
|
Kemampuan
siswa melakukan passing atas (rata-rata)
|
|
☺
|
|
Penutup
|
||||
16
|
Berbaris/berkumpul
|
|
☺
|
|
17
|
Guru
memberikan evaluasi terhadap hasil proses pembelajaran passing atas
|
|
|
☺
|
18
|
Guru
memberikan refleksi dan umpan balik kepada siswa
|
|
|
☺
|
19
|
Berdoa
|
|
|
☺
|
Keterangan:
Skor 1 : cukup Skor 2 : sedang Skor 3 : baik
Berdasarkan
kisi-kisi analisis proses pembelajaran passing atas siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Taman didapatkan score keselurahan. Score 2,68 termasuk
dalam kategori baik. Namun, secara individu partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran masuk dalam kategori sedang, hal ini terjadi ketika dalam proses
pembagian kelompok tidak sama rata jumlahnya, dan jumlah siswa tidak seimbang
dengan jumlah bola. Persentase gerak masing-masing siswa hanya 20% yang
seharusnya siswa mampu melakukan gerak sebanyak 70-80% dari waktu yang tersedia,
akibatnya siswa tidak dapat leluasa dalam memperagakan passing atas. Jika
stastistikakan jumlah seluruh siswa yaitu 30 orang, siswa laki-laki 10 orang
dan siswa perempuan 20 orang. Siswa laki-laki dibagi 2 kelompok dan
masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang, sedangkan siswa perempuan dibagi
menjadi 3 kelompok dan didapat 6-7orang perkelompok. Waktu proses pembelajaran
penjasorkes SMP yaitu 2x40 menit artinya ada 80 menit berlangsung proses
pembelajaran penjasorkes. Tahap pendahuluan berlangsung selama 15 menit, tahap
inti 50 menit, dan tahap penutup 15 menit. Dalam tahap inti selama 50 menit
terbagi menjadi beberapa fase: penjelasan materi dan peragaan passing atas
selama 5 menit, siswa membentuk kelompok dan mempelajari teknik dasar passing
atas selama 10 menit, siswa memperagakan passing atas secara berpasangan selama
10 menit (terdapat 15 pasang dan terbagi menjadi 3 sesi artinya 3x10 = 30
menit). Jika pada fase siswa membentuk kelompok dan mempelajari teknik dasar
passing atas selama 10 menit dan dalam satu kelompok terdapat 5 orang,
masing-masing siswa membutuhkan 5 detik untuk bermain bola. Dengan demikian,
untuk fase ini didapat masing-masing anak memiliki waktu 120 detik dan
memperagakan teknik dasar sebanyak 24 kali, sedangkan masing-masing anak tidak
melakukan gerak selama 480 detik (8 menit). Disimpulkan bahwa waktu yang
tersedia tidak dapat digunakan secara efisien oleh siswa, sehingga siswa tidak
dapat mengeksplor geraknya.
Pada
proses pembelajaran passing atas untuk memperagakan passing atas secara
berpasangan selama 10 menit (terdapat 15 pasang dan terbagi menjadi 3 sesi
artinya 3x10 = 30 menit). Masing-masing orang membutuhkan waktu 30 detik – 60
detik untuk melakukan passing atas melewati net, maka masing-masing anak dapat
melakukan passing atas sebanyak 5-10 kali. Sedangkan waktu yang tersedia 30
menit dan kesempatan setiap kelompok 10 menit, maka 20 menit siswa tanpa
melakukan gerak yang seharusnya siswa dapat melakukan sebanyak 15-30 kali
passing atas. Jika dirata-rata untuk kemampuan siswa melakukan passing atas,
siswa berada pada kategori sedang. Banyak siswa yang tidak bisa melakukan
passing atas dengan teknik yang benar. Harapannya adalah baik pihak guru maupun
sekolah bersama-sama untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai,
agar siswa mampu mengeksplor geraknya.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam melaksanakan proses pembelajaran penjasorkes,
seorang guru harus memiliki kemampuan dan harus memahami kurikulum yang ada.
Guru harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pembelajaran
merupakan persiapan mengajar guru untuk tiap kali pertemuan. Fungsi dari
rencana pembelajaran adalah sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar
mengajar di kelas agar dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Setiap siswa
memiliki perbedaan kemampuan, sehingga perlunya guru melakukan proses
pembelajaran sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Dengan demikian
diharapkan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Namun, fakta yang terjadi
adalah tidak semua siswa memperoleh pembelajaran yang baik dan benar. Hal ini
tentunya terjadi salah satunya ketidaksediaanya sarana dan prasarana olahraga
yang memadai.
Hasil analisis proses pembelajaran passing atas
siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Taman didapatkan score keselurahan . Score 2,68 termasuk
dalam kategori baik. Namun, untuk kemampuan rata-rata individu dalam kategori
sedang. Hal
ini terlihat dari waktu efektif siswa melakukan banyaknya gerakan dalam setiap menitnya
dengan
persentase gerak masing-masing siswa hanya 20% yang seharusnya siswa mampu
melakukan gerak sebanyak 70-80% dari waktu yang tersedia. Masing-masing siswa memiliki
waktu 120 detik dan memperagakan teknik dasar sebanyak 24 kali untuk
memperagakan teknik secara berkelompok, sedangkan selama 480 detik (8 menit)
siswa tanpa melakukan apapun. Kemudian, pada proses pembelajaran passing atas
untuk memperagakan passing atas secara berpasangan selama 10 menit (terdapat 15
pasang dan terbagi menjadi 3 sesi artinya 3x10 = 30 menit). Masing-masing siswa
membutuhkan waktu 30 detik – 60 detik untuk melakukan passing atas melewati
net, maka masing-masing anak dapat melakukan passing atas sebanyak 5-10 kali.
Sedangkan waktu yang tersedia 30 menit dan kesempatan setiap kelompok 10 menit,
maka 20 menit siswa tanpa melakukan gerak yang seharusnya siswa dapat melakukan
sebanyak 15-30 kali passing atas. Jika dirata-rata untuk kemampuan siswa
melakukan passing atas, siswa berada pada kategori sedang. Banyak siswa yang
tidak bisa melakukan passing atas dengan teknik yang benar. Dengan demikian,
perlunya evaluasi dari pihak guru dan sekolah guna menyelaraskan antara tujuan
pembelajaran dan kenyataan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ajay. (2011). Importance
of physical education, games, & Sports Activities. India: International
Journal vol 2 (11), 2011, 570-573.
Huda, Syamsul. ---. Model
pembelajaran bola voli SMP Negeri 1 Taman. MGMP: Sidoarjo. Diakases tanggal
2 Juni 2015 pada https://www.youtube.com/watch?v=hRhFdOGYWoc.
Rahayu,
Ega Trisna. (2013). Strategi pembelajaran
pendidikan jasmani: implementasi pada pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan. Bandung: Alfabeta.
Rahyubi,
Heri. (2012). Teori-teori belajar dan
aplikasi pembelajaran motoric diskripsi dan tinjauan kritis. Bandung : Nusa
Media.
Suganda,
Mikkey Anggara & Suharjana. (2013). Pengembangan
model pembelajaran bolavoli pada siswa sekolah dasar kelas atas.
Yogyakarta: PPS Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Keolahragaan, volume 1 –
Nomor 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar